Site icon Gilabola.com

Ruben Amorim dan Catatan Paling Suram di Era Modern Manchester United

Ruben Amorim menjabat tangan Andre Onana

Gilabola.comRuben Amorim kembali mencatatkan sejarah yang tak diinginkan dalam kiprahnya bersama Manchester United. Dalam kekalahan dari Chelsea di laga tandang pada Jumat malam, tim asuhannya memperpanjang rekor tanpa kemenangan menjadi delapan pertandingan Liga Inggris.

Ini menjadi rekor terburuk Manchester United di sepanjang era Premier League, sebuah catatan kelam yang menambah daftar panjang krisis di Old Trafford.

Kekalahan ini terasa makin menyakitkan karena terjadi di hadapan Jim Ratcliffe, pemilik saham pengendali yang hadir langsung di Stamford Bridge. Dia menyaksikan langsung performa buruk tim yang semestinya tengah berbenah untuk kembali bersaing di papan atas.

Namun kenyataan berkata lain, karena skuad yang dibawa Amorim sebenarnya tergolong kuat dan cukup mengejutkan, mengingat mereka memiliki final Liga Europa yang akan digelar pekan depan.

Dalam pertandingan tersebut, United tampil tanpa daya di lini depan dan nyaris tak memberikan ancaman serius. Di sisi lain, Chelsea berhasil mengunci kemenangan melalui sundulan tajam Marc Cucurella di menit-menit akhir.

Bek kiri asal Spanyol itu berhasil melepaskan diri dari pengawalan untuk menyambut umpan silang kapten Reece James, sekaligus memastikan tiga poin bagi tim tuan rumah.

Rentetan Kekalahan, Kritik Tajam, dan Data yang Memalukan

Dengan hasil itu, United kini terdampar di posisi ke-16 klasemen sementara. Mereka tertinggal 27 poin dari Aston Villa di posisi kelima dan terpaut 44 angka dari pemuncak klasemen Liverpool.

Ini juga berarti bahwa Amorim kini resmi berada dalam daftar pelatih dengan performa terburuk dalam sejarah klub. Kekalahan ke-18 musim ini menjadi yang terbanyak sejak musim 1973/1974, musim ketika United terdegradasi dari divisi utama sepak bola Inggris.

Tak hanya itu, delapan laga tanpa kemenangan ini juga menjadi rentetan terpanjang sejak periode antara Desember 1989 hingga Februari 1990. Rentetan buruk itu bermula dari kekalahan di markas Nottingham Forest, lalu diikuti hasil imbang melawan Manchester City dan kekalahan telak dari Newcastle.

Setelah itu, mereka takluk dari Wolves, tertahan imbang oleh Bournemouth yang bermain dengan 10 pemain, lalu mengalami tiga kekalahan beruntun dari Brentford, West Ham, dan terakhir Chelsea.

Bagi Amorim, ini bukan kali pertama mengalami tiga kekalahan beruntun di liga. Pada bulan Desember lalu, dia juga mencatat rekor serupa. Jumlah tersebut hanya terpaut satu kali dari catatan Sir Alex Ferguson selama 810 pertandingan di Premier League.

Yang lebih mencemaskan bagi Ratcliffe adalah performa tim sejak awal April. Dalam delapan pertandingan terakhir, United hanya meraih dua hasil imbang dan enam kekalahan, menjadikan mereka tim dengan raihan poin paling sedikit di antara semua kontestan Premier League dalam periode tersebut.

Dalam hal produktivitas, United pun menyentuh titik nadir. Mereka gagal mencetak gol di babak pertama dalam 26 pertandingan liga musim ini, jumlah terbanyak dalam satu musim sepanjang sejarah klub. Bahkan, tidak ada tim Premier League lain yang lebih sering gagal mencetak gol di babak pertama musim ini.

Kritik Roy Keane

Di tengah semua keterpurukan ini, mantan kapten Roy Keane menyuarakan kritik keras. Dia menyampaikan bahwa Manchester United seharusnya merasa malu melihat performa seperti itu.

Dia menyoroti tidak adanya semangat bertarung dan mental kompetitif dari para pemain. Menurutnya, kegagalan bukan soal hasil akhir saja, tetapi ketika pelatih sendiri tampak kebingungan setiap pekan, maka ada masalah yang jauh lebih dalam.

Roy Keane juga menyebut bahwa Amorim pasti ingin segera mengakhiri musim ini. Dia menilai bahwa banyak pertandingan yang seolah dibiarkan berlalu begitu saja tanpa perlawanan. Bahkan, dia menyinggung kebiasaan pemain yang terlalu sering membicarakan pertandingan pekan depan, padahal belum menunjukkan kualitas nyata di lapangan.

Keane merasa heran karena musim ini memang buruk, tetapi musim lalu pun United kalah 14 kali. Dia mempertanyakan kemampuan skuad ini untuk bersaing, bahkan menyebut bahwa datang ke lapangan dan bersaing setiap pekan adalah ukuran dari kebesaran, dan menurutnya para pemain saat ini belum bisa menunjukkan hal tersebut.

Exit mobile version