
Gilabola.com – Manchester United memasuki jeda internasional dengan situasi yang campur aduk. Klub yang sedang mencoba mempertahankan tren positif ini harus berhadapan dengan kritik pedas terhadap Ruben Amorim serta perselisihan terkait cedera Benjamin Sesko.
Hasil lima pertandingan tanpa kekalahan di Premier League memberi angin segar, tetapi sejumlah masalah mendasar disebut masih menghambat laju tim.
Meski menempati posisi ketujuh dengan lima kemenangan dan tiga hasil imbang, performa United dinilai belum stabil. Inkonsistensi di lini depan menjadi perhatian karena ketergantungan pada sesosok target man yang belum sepenuhnya memberikan kontribusi optimal.
Benjamin Sesko, rekrutan mahal senilai Rp 1,6 Triliun, masih kesulitan menunjukkan ketajaman. Dengan hanya dua gol dari 12 pertandingan, produktivitasnya terus dipertanyakan pada saat tim sangat membutuhkan penyelesaian akhir yang lebih efisien.
Situasi semakin menantang bagi Amorim yang dinilai perlu membuktikan konsistensi, mengingat posisinya belum sepenuhnya aman. Setiap kemunduran performa disebut dapat kembali menggoyahkan kepercayaan manajemen terhadapnya.
Kritik untuk Amorim dan Reaksi Klub
Komentar keras datang dari mantan striker Premier League, Jimmy Floyd Hasselbaink, yang menilai kinerja Amorim tidak menunjukkan peningkatan signifikan. Dia berpendapat bahwa United belum tampak lebih produktif maupun lebih solid, meskipun sempat mencapai final Eropa musim lalu.
Menurut Hasselbaink, penurunan kreativitas dibandingkan era sebelumnya membuat permainan United terlihat lebih datar. Dia juga menilai bahwa Amorim masih memiliki banyak pekerjaan untuk membangun identitas permainan yang kuat.
Di sisi lain, laporan internal klub menyatakan bahwa para pemilik justru cukup puas dengan perkembangan belakangan ini. Mereka disebut melihat adanya arah baru yang lebih jelas meski hasil yang dicapai belum sepenuhnya memuaskan.
Amorim sendiri menegaskan bahwa ia tidak akan mengubah prinsip kepelatihannya. Dia menyampaikan bahwa tekanan justru menguatkan keyakinannya terhadap metode yang selama ini ia gunakan dalam menangani tim.
Dalam pernyataannya, dia menyebut bahwa proses belajar justru terjadi saat menghadapi kekalahan dan tekanan berat. Dia juga menilai dukungan dari internal klub dan para pendukung sangat penting untuk menjaga arah kerja yang telah ia rancang.
Polemik Cedera Sesko
Ketegangan meningkat ketika Sesko mengalami masalah kebugaran setelah laga melawan Tottenham. Staf medis United menilai bahwa kondisinya tidak memungkinkan ia membela tim nasional Slovenia pada periode jeda internasional.
Keputusan tersebut menimbulkan reaksi keras dari pelatih Slovenia, Matjaz Kek, yang merasa tidak dilibatkan dalam penilaian medis. Dia bahkan disinyalir sempat mengancam akan membawa situasi tersebut ke tingkat diplomatik sebelum United memberikan bukti medis lengkap.
Federasi Sepak Bola Slovenia kemudian merilis penjelasan resmi mengenai kondisi sang pemain. Dokumen medis dari United menunjukkan bahwa cedera tersebut memang menghalangi Sesko untuk mengikuti program latihan maupun pertandingan.
Dalam pernyataan itu, ditegaskan bahwa Sesko akan menjalani pemeriksaan lanjutan serta memulai proses pemulihan di klub. Mereka menyampaikan harapan agar sang penyerang dapat segera kembali merumput dalam kondisi yang maksimal.
Absennya Sesko dari tim nasional membuatnya genap satu tahun kalender tanpa mencetak gol untuk Slovenia. Meskipun masih dianggap sebagai bakat paling menjanjikan dari negaranya, performanya dalam satu tahun terakhir mengalami penurunan yang cukup tajam.
Di level klub maupun negara, dia kini menghadapi tekanan untuk kembali menemukan ritme permainan terbaik. Situasi ini membuat masa-masanya ke depan di Manchester United dipandang krusial bagi perkembangan kariernya.
