Gilabola.com – Ruben Amorim menegaskan bahwa dirinya tidak menyesal mengambil pekerjaan sebagai pelatih Manchester United meski posisi klub di klasemen Premier League sedang tidak menguntungkan.
Pelatih asal Portugal ini merasa sudah mencapai puncak kariernya dengan memimpin salah satu tim terbesar di dunia, walaupun The Red Devils kini terancam mencatatkan peringkat terendah dalam lima puluh tahun terakhir.
Dalam pernyataan di konferensi persnya, Amorim menjelaskan bahwa jika ditanya empat bulan lalu, di tengah berbagai masalah, mungkin dia akan lebih ragu dengan keputusannya.
Namun untuk saat ini, dia justru merasa pengalaman pahit ini akan menjadi pelajaran penting bagi masa depan tim. Amorim mengungkapkan bahwa timnya sedang mengalami banyak penderitaan, dan frustrasi di dalam skuad semakin terasa karena kondisi yang belum membaik.
Meski hanya mampu memenangkan enam dari 22 pertandingan Premier League, Amorim tetap membawa semangat tinggi menjelang laga melawan Bournemouth di Vitality Stadium.
Dia tetap yakin bahwa perjuangan mereka akan membuahkan hasil, apalagi Manchester United juga masih berpeluang menjuarai Liga Europa, dengan menghadapi Athletic Bilbao di semifinal leg pertama pekan ini.
Di tengah tekanan yang datang dari berbagai penjuru, dunia sepak bola tentu memperhatikan bagaimana Amorim tetap konsisten dengan pendekatan tiga bek di belakang, meskipun beberapa pemain kesulitan beradaptasi dengan sistem tersebut.
Antara Dukungan Suporter dan Kritik Pedas
Amorim mengakui bahwa dukungan dari para suporter Manchester United adalah sesuatu yang sangat spesial. Dia merasa para fans memahami apa yang sedang coba mereka bangun. Namun, dia juga sadar bahwa tanpa hasil dan performa yang lebih baik, dukungan itu bisa saja memudar di musim berikutnya.
Dalam pengakuannya, Amorim sempat menyebutkan bahwa mungkin dia adalah pelatih terburuk dan Manchester United adalah tim terburuk berdasarkan hasil yang telah diraih dalam sejarah klub. Walaupun begitu, dia melihat ada tanda-tanda perbaikan dalam cara mereka bermain di lapangan.
Dia menambahkan bahwa tidak ada rasa penyesalan bergabung dengan Manchester United. Namun, dia juga tidak menampik bahwa setelah setiap kekalahan, selalu ada penyesalan kecil, terutama dalam keputusan-keputusan yang diambil selama pertandingan.
Juru taktik Portugal itu sering merasa ragu terhadap apa yang sudah dilakukan, namun itu menjadi bagian dari proses untuk menjadi lebih baik dan membentuk tim United yang lebih baik.
Pelatih berusia 39 tahun ini juga tidak terlalu ingin membela dirinya sendiri di hadapan kritik. Dia mengatakan bahwa dengan hasil yang ada, para pengkritik memang punya alasan untuk berbicara. Amorim lebih memilih membiarkan hasil di masa depan berbicara untuk dirinya, alih-alih membantah satu per satu komentar negatif yang mengarah kepadanya.
Di tengah perjalanan yang berat ini, Ruben Amorim tetap percaya bahwa sepak bola membutuhkan waktu, dan dia meyakini proses yang sedang mereka jalani bisa membawa perubahan besar di musim-musim mendatang.