Gila Bola – Ruben Dias, bek City dan pemain tim nasional Portugal, menjadi tamu terbaru dalam podcast resmi Manchester City. Saat tiba pada tahun 2020, Dia telah menjadi pemain bertahan kunci bagi City, memainkan peran integral selama periode sukses Klub.
Selama karirnya di Manchester City, Ruben Dias telah meraih tiga gelar Premier League, Piala FA, Piala Carabao, Piala Super UEFA, Piala Dunia Antarklub FIFA, dan Liga Champions UEFA.
Musim pertamanya di Etihad khususnya memberikan dampak signifikan, diakui sebagai Pemain Terbaik Klub, Pemain Terbaik Premier League, dan meraih Penghargaan Pemain Terbaik FWA.
Selain menjadi salah satu kapten klub, pemain bertahan timnas Portugal itu telah bermain 156 kali untuk Manchester City, dengan dianggap sebagai salah satu bek terbaik dalam sejarah tim.
Dalam wawancara podcast dengan Rob Pollard dan Nedum Onuoha, yang kami beritakan dari situs klub, Dias membagikan perjalanan sepak bolanya, bersaing dengan saudaranya, mengikuti nasihat ayahnya, dan evolusi menjadi pemain yang diakui saat ini.
Sementara dia menikmati suksesnya di atas lapangan, Ruben Dias juga merasa nyaman dengan kehidupannya di Manchester, dengan dia memiliki kontrak panjang di Etihad hingga 2027 mendatang.
Pindah dari Benfica pada tahun 2020, pemain berusia 26 tahun ini telah mengangkat delapan penghargaan utama bersama City, termasuk tiga gelar Premier League dan kemenangan perdana di Liga Champions musim lalu.
Dalam podcast terbaru, Dias dengan antusias menceritakan tentang kehidupan di Manchester, menyebutnya sebagai rumahnya. “Saat ini, saya sangat nyaman dengan diri saya sendiri. Saya menikmati Klub, saya menikmati kota, saya menikmati rumah saya. Saya merasa seperti di rumah sendiri,” ungkapnya, menekankan kebahagiaannya di tempat kerja sebagai kunci kebahagiaan di manapun.
Dias, yang tumbuh di pinggiran Lisbon, menemukan cinta pada sepak bola bersama kakaknya, Ivan. Namun, pengaruh terbesar dalam perkembangannya diyakini berasal dari kata-kata bijak ayahnya.
Ayahnya, seorang mantan penjaga gawang, memberikan perspektif unik tentang sepak bola, mengajarkan Dias untuk memprioritaskan refleksi diri sebelum menyalahkan orang lain atas kegagalan.
Pemain internasional Portugal ini menghargai konsep sederhana tersebut sebagai landasan filosofi hidupnya. Dia mengatakan, “ia mengajari saya untuk melihat diri saya terlebih dahulu daripada menyalahkan orang lain atas kegagalan saya atau kegagalan tim saya.”
Ruben Dias juga menceritakan bagaimana ayahnya, yang seorang mantan penjaga gawang, harus mengakhiri karir sepak bolanya lebih cepat karena mengalami kecelakaan mobil.