
Gilabola.com – Manchester United kembali menyuguhkan tontonan penuh drama di Old Trafford. Laga melawan AFC Bournemouth berakhir imbang 4-4, sebuah hasil yang merangkum dua wajah berbeda dari tim asuhan Ruben Amorim: lini serang yang eksplosif dan pertahanan yang masih rapuh.
Sejak awal musim, United memang berupaya keras menambal kekurangan gol yang menghantui mereka musim lalu. Investasi besar di bursa transfer musim panas diarahkan ke sektor ofensif, dan hasilnya mulai terlihat. Namun, di saat bersamaan, sektor pertahanan justru tertinggal dari sisi lain skuad. Konsekuensinya jelas: United mampu mencetak banyak gol, tetapi kesulitan menjaga gawang sendiri.
Serangan Tajam, Pertahanan Bocor
Statistik Premier League menunjukkan kontras tersebut dengan gamblang. Manchester United sudah mencetak 30 gol, sejajar dengan Arsenal dan hanya kalah dari Manchester City. Sebaliknya, mereka baru mencatat satu clean sheet, bahkan lebih sedikit dibanding Burnley yang berada di peringkat ke-19.
“Ini pertandingan yang menyenangkan bagi semua orang di rumah,” ujar Ruben Amorim usai laga. “Orang-orang menikmati melihat Manchester United musim ini, tapi kami harus menyatukan semuanya. Menang itu penting, tetapi cara bermain juga sangat berarti bagi fans. Hari ini menghibur, namun tetap ada rasa frustrasi karena tidak menang.”
Dominasi Awal, Tanpa Hasil Maksimal
Di atas lapangan, United sejatinya tampil sangat agresif. Dalam 30 menit pertama, mereka melepaskan 12 tembakan ke arah gawang Djordje Petrovic, dan total 17 percobaan sudah tercipta saat turun minum. Amad Diallo dan Bruno Fernandes mencetak gol di antara sundulan Casemiro, menegaskan dominasi tuan rumah.
Ketika Matheus Cunha mencetak gol pada menit ke-79, United kembali unggul untuk ketiga kalinya. Namun, keunggulan itu lagi-lagi tak mampu dijaga. Bournemouth yang datang tanpa kemenangan dalam enam laga dan puasa gol lebih dari empat jam justru menemukan momentum di menit-menit akhir.
Junior Kroupi, yang masuk sebagai pemain pengganti, mencetak gol penyeimbang. Sebelumnya, Antoine Semenyo mengakhiri paceklik gol sejak Oktober, disusul Evanilson yang juga mencatatkan gol pertamanya sejak Agustus. Untuk dua musim beruntun, Bournemouth mampu mencetak tiga gol atau lebih di Old Trafford, sampai-sampai suporter tamu melantunkan chant, “Man United, it’s happened again.”
Reaksi Dua Pelatih
Pelatih Bournemouth, Andoni Iraola, mengakui timnya sempat tertekan hebat. “Sulit dijelaskan. Banyak naik turun. United jauh lebih baik selama 20 menit, tapi secara keseluruhan saya puas kecuali periode itu,” katanya. “Kami mencetak empat gol dan kebobolan empat. Beberapa pemain butuh gol, dan ini bagus untuk kepercayaan diri mereka.”
Di sisi lain, Amorim sempat melakukan penyesuaian taktik. Untuk pertama kalinya, ia mengutak-atik sistem 3-4-3 menjadi formasi hibrida yang sesekali menyerupai 4-4-2. Keputusan itu hampir berujung lebih buruk jika kiper Senne Lammens tidak melakukan penyelamatan krusial dari tembakan David Brooks di masa injury time.
Peluit akhir pun disambut keheningan di Old Trafford. Para pendukung pulang dengan perasaan campur aduk, bingung menilai apakah ini tim yang hanya kalah sekali dalam 10 laga terakhir, atau tim yang baru meraih dua kemenangan dari enam pertandingan.
Tantangan Berat di Depan Mata
Amorim menyadari masalah utama timnya. “Kami kekurangan kualitas saat bertahan,” tegas pelatih asal Portugal itu. “Kami sudah memperbaiki serangan. Sekarang kami harus lebih baik dalam bertahan dan bekerja sebagai satu kesatuan.”
Situasi kian rumit karena Piala Afrika akan segera dimulai. Bryan Mbeumo dan Amad Diallo, dua pemain paling konsisten United musim ini, akan memperkuat Kamerun dan Pantai Gading. Keduanya berpotensi absen hingga satu bulan jika timnya melaju ke final pada 18 Januari. Noussair Mazraoui juga sudah bergabung dengan Maroko, sementara Casemiro harus absen karena akumulasi kartu kuning.
Dengan kondisi tersebut, Amorim harus bertandang ke markas Aston Villa, tim paling panas di Premier League saat ini, dengan skuad yang pincang. Lubang yang terlihat saat melawan Bournemouth berpotensi makin melebar di Villa Park.
Analisa Kami
Hasil imbang 4-4 ini menegaskan bahwa Manchester United sedang berada di persimpangan. Serangan mereka sudah cukup untuk bersaing di papan atas, tetapi pertahanan yang rapuh membuat setiap keunggulan terasa rapuh.
Tanpa perbaikan signifikan di lini tengah dan belakang, investasi besar di lini depan berisiko tereduksi nilainya. Tantangan Amorim bukan hanya soal transfer, melainkan bagaimana menjaga keseimbangan tim di tengah badai absensi.
