Gilabola.com – Setelah kegagalan pengambilalihan penuh Manchester United, Sheikh Jassim bin Hamad Al-Thani menegaskan dirinya tak akan kembali mencoba mengambil alih klub, bahkan di tengah kekacauan awal era Ineos.
Sejak Sir Jim Ratcliffe resmi membeli saham minoritas Manchester United pada Februari 2024, hubungan antara Ineos dan para suporter Setan Merah berjalan tidak mulus.
Sebagian besar pendukung berharap bahwa Ratcliffe akan membeli klub secara penuh dan mengakhiri era kepemilikan keluarga Glazer, tetapi kenyataan berkata lain.
Harapan Tinggi pada Sheikh Jassim Kini Telah Padam
Satu-satunya sosok yang benar-benar ingin membeli United secara penuh adalah Sheikh Jassim, namun karena Glazer enggan melepas kepemilikan sepenuhnya, Ratcliffe akhirnya menutup kesepakatan minoritas yang memberinya kontrol atas aspek olahraga klub.
Sejak masuknya Ineos, banyak kebijakan mereka yang memicu kemarahan fans. Salah satunya adalah keputusan untuk memindahkan sekitar 500 pemegang tiket musiman, yang langsung memunculkan gelombang protes. Selain itu, langkah-langkah penghematan biaya juga menjadi sorotan.
Contohnya, menjelang final Liga Europa melawan Tottenham di Bilbao, Ineos awalnya tidak berencana membiayai perjalanan staf dan keluarga mereka, sebelum akhirnya pelatih Ruben Amorim turun tangan agar mereka tetap bisa hadir.
Bahkan, jika United memenangkan trofi tersebut, tidak akan ada parade bus atap terbuka seperti tradisi sebelumnya. Menurut laporan BBC, perayaan akan diganti dengan BBQ sederhana di Carrington.
Di tengah suasana tersebut, banyak fans kembali menginginkan Sheikh Jassim kembali melayangkan tawaran untuk membeli klub. Namun, sejauh ini, sinyal itu belum muncul.
Sheikh Jassim Sudah Tutup Pintu, Nine Two UK Dibubarkan
Tak lama setelah Ratcliffe menyelesaikan investasinya, Sheikh Jassim secara resmi membubarkan perusahaan Nine Two UK Holdings Ltd, kendaraan legal yang ia bentuk khusus untuk mengakuisisi Manchester United.
Perusahaan ini sebelumnya dipimpin oleh Sheikh Jassim dan Abdulrahman Al-Ansari, dan namanya terinspirasi dari generasi emas “Class of ’92”.
Pembubaran perusahaan ini menjadi tanda paling jelas bahwa Sheikh Jassim benar-benar mundur dari niatnya mengambil alih United.
Jika ia ingin melanjutkan kembali ambisinya, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengaktifkan kembali badan hukum tersebut. Namun hingga saat ini, tak ada indikasi bahwa hal itu akan terjadi.
Dengan keputusan itu, harapan sebagian fans untuk melihat Sheikh Jassim menyelamatkan klub dari kepemilikan Glazer dan Ineos pun menguap, setidaknya untuk sementara waktu.
Kini, nasib Manchester United berada di tangan Ratcliffe dan grup Ineos, dan hanya waktu yang bisa menjawab apakah keputusan tersebut akan membawa kejayaan atau justru keterpurukan lebih dalam.