Site icon Gilabola.com

Solskjaer Pernah Merasa Terancam Dipecat di Manchester United karena Pemainnya Sendiri

Ole Gunnar Solskjaer saat masih melatih Manchester United

Gilabola.comOle Gunnar Solskjaer sempat menyampaikan kekhawatiran serius kepada staf Manchester United mengenai kondisi skuad yang dia tangani, merasa komposisi pemain berpotensi berujung pada pemecatannya, sebelum akhirnya benar-benar berpisah dengan klub pada 2021 setelah periode penuh dinamika.

Manchester United dalam satu dekade terakhir memang kesulitan mengulang kejayaan era Sir Alex Ferguson. Sejumlah manajer datang silih berganti, namun hasil yang diraih kerap jauh dari ekspektasi besar publik Old Trafford.

Solskjaer datang membawa status legenda klub berkat karier bermainnya yang gemilang. Rentang 1996 hingga 2007 memberinya enam gelar Liga Inggris, dua Piala FA, serta satu trofi Liga Champions.

Kepulangannya sebagai pelatih pada 2018 disambut optimisme. Pengalamannya menangani Molde dan Cardiff City memberi keyakinan bahwa dia memahami tekanan dan kultur Manchester United.

Pada musim pertamanya, Manchester United finis di peringkat keenam Liga Inggris. Hasil tersebut dianggap pondasi awal untuk membangun kembali tim yang lebih kompetitif.

Musim berikutnya menunjukkan progres dengan finis di posisi ketiga. Manchester United bahkan sempat terlibat persaingan papan atas sebelum akhirnya kalah konsisten dari rival-rival utama.

Pada musim 2020/2021, Manchester United gagal merebut gelar dari Manchester City. Klub juga mencapai final Liga Europa, namun kalah melalui adu penalti melawan Villarreal.

Kekhawatiran Internal Solskjaer

Meski hasil di atas kertas terlihat membaik, suasana internal ternyata tidak sepenuhnya stabil. Solskjaer dikabarkan beberapa kali menyampaikan kepada staf bahwa kondisi pemain bisa berujung pada pemecatan dirinya.

Ungkapan tersebut muncul jauh sebelum keputusan klub mengakhiri kerjanya. Situasi itu mencerminkan tekanan besar yang dirasakan Solskjaer dalam mengelola ruang ganti.

Setelah kepergiannya, Solskjaer juga disebut sempat melabeli beberapa mantan pemainnya sebagai sosok yang rapuh secara mental. Penilaian itu disampaikan dalam suasana informal usai tidak lagi menjabat.

Keputusan pemecatan akhirnya diambil pada November 2021. Manchester United menunjuk Michael Carrick sebagai pelatih sementara sebelum menyerahkan tim kepada Ralf Rangnick.

Hubungan dengan Pemain Kunci

Masalah internal disebut melibatkan beberapa nama besar. Anthony Martial dan Paul Pogba kerap disebut memiliki perjalanan sulit selama periode tersebut.

Meski demikian, Solskjaer sebelumnya menepis anggapan memiliki masalah pribadi dengan Pogba. Dia menyampaikan bahwa komunikasi dengan gelandang asal Prancis itu berjalan terbuka dan jujur.

Solskjaer menilai Pogba sebagai sosok yang berkontribusi di balik layar. Bahkan ketika tidak bermain, Pogba disebut membantu komunikasi antara pelatih dan pemain lain.

Tentang Martial, Solskjaer memberikan penilaian teknis yang positif. Dia menganggap penyerang asal Prancis itu memiliki bakat luar biasa dan sulit dihentikan saat berada dalam performa terbaik.

Pasca kepergian Solskjaer, Manchester United kembali memasuki fase transisi. Erik ten Hag datang pada 2022 namun hanya bertahan dua musim sebelum digantikan Ruben Amorim.

Amorim sendiri mengalami musim awal yang kontras. Setelah membawa klub finis di posisi ke-15 pada musim sebelumnya, performa Manchester United musim ini dinilai lebih menjanjikan.

Perjalanan panjang ini menegaskan bahwa masalah Manchester United bukan semata soal pelatih. Struktur, mentalitas pemain, dan ekspektasi besar menjadi tantangan yang terus berulang.

Pendapat Kami

Menurut kami, pengakuan Solskjaer menunjukkan bahwa persoalan Manchester United lebih dalam dari sekadar hasil pertandingan, karena ketika seorang pelatih yang memahami klub sejak lama sudah merasakan ancaman dari internal tim, itu menandakan fondasi yang belum benar-benar sehat dan membutuhkan pembenahan menyeluruh.

Exit mobile version