
Gilabola.com – Performa Granit Xhaka di Premier League bersama Sunderland terus mencuri perhatian, namun laga kontra Everton kali ini juga menegaskan bahwa bukan hanya sang gelandang Swiss yang sedang berada dalam performa terbaik.
Xhaka kembali jadi pemimpin di lapangan
Sunderland gagal mempertahankan tren kemenangan Premier League setelah gol solo luar biasa dari Iliman Ndiaye memaksa hasil imbang melawan Everton, Senin malam waktu setempat.
Meski demikian, tim asuhan Regis Le Bris masih mampu bertengger di posisi keempat klasemen sementara — pencapaian luar biasa di awal musim untuk tim yang menjadi kejutan besar di liga.
Pada kesempatan lain, Sunderland bahkan berpeluang menembus posisi kedua jika mampu meraih kemenangan. Ancaman pun hadir beberapa kali, terutama melalui Wilson Isidor yang melepaskan tiga tembakan, tetapi gagal menambah koleksi golnya musim ini.
Di saat tim membutuhkan sosok pemimpin, Granit Xhaka kembali menjadi figur sentral. Mantan pemain Arsenal itu mencetak gol pertamanya untuk Sunderland melalui tembakan di awal babak kedua yang mengenai pemain lawan sebelum bersarang melewati Jordan Pickford. Meski golnya sedikit beruntung, Xhaka tidak peduli — ia merayakannya penuh semangat, menandai penampilan terbaiknya sejauh ini.
Gol itu menjadi yang pertama bagi Xhaka di Premier League sejak Mei 2023. Kini berusia 33 tahun, ia menunjukkan performa matang seperti anggur yang semakin nikmat seiring usia, seperti dikatakan analis Sky Sports, Don Goodman. Selain menyamakan kedudukan, Xhaka memenangkan 100% tekel, memenangi enam duel, serta mencatat lima umpan kunci — bukti pengaruhnya di lini tengah.
Walau begitu, lawan juga bukan tim yang mudah ditundukkan. Ndiaye tampil memukau di awal laga, sementara Everton — yang kini dilatih David Moyes — memberi perlawanan ketat. Bahkan Jamie Carragher dari Sky Sports menyebut Xhaka tampil “jauh lebih menonjol dibanding pemain lain”.
Namun Xhaka bukan satu-satunya pemain Sunderland yang tampil mentereng.
Geertruida: sama efektifnya dengan Xhaka
Regis Le Bris menurunkan enam rekrutan baru musim panas sejak menit awal, dan salah satu yang paling bersinar kembali adalah Lutsharel Geertruida. Dipinjam dari RB Leipzig, bek asal Belanda itu menunjukkan mengapa ia sempat disebut punya potensi “monumental” oleh scout Antonio Mango.
Di sisi pertahanan, Geertruida tampil kokoh, disiplin, dan nyaris tanpa kesalahan. Ia memainkan 90 menit penuh dengan catatan yang sangat mengesankan:
Geertruida menunjukkan keseimbangan ideal antara bertahan dan membangun serangan. Dari 74 operan, hanya tiga yang gagal, menghasilkan akurasi fantastis 96% — melebihi Xhaka yang mencatat 88%. Ia juga menyamai Xhaka dalam tekel dan duel sukses, menegaskan kontribusinya di kedua fase permainan.
Walau musim ini sorotan defensif lebih sering jatuh pada Robin Roefs atau Nordi Mukiele, kali ini Geertruida yang pantas mendapat pujian. Jurnalis Andy Tomlinson dari Roker Report memberi rating tinggi 8/10 untuk penampilannya — bukti kualitasnya di pertandingan ini.
| Statistik | Geertruida | 
|---|---|
| Menit bermain | 90 | 
| Gol | 0 | 
| Assist | 0 | 
| Sentuhan | 85 | 
| Operan akurat | 71/74 (96%) | 
| Kehilangan bola | 4 kali | 
| Dribel sukses | 1/1 | 
| Tekel sukses | 2/2 (100%) | 
| Intersep | 1 | 
| Clearances | 3 | 
| Blok | 1 | 
| Recoveries | 7 | 
| Duels dimenangkan | 3/5 | 
Sunderland makin mengejutkan Premier League
Meski hanya meraih hasil imbang, Sunderland tetap menunjukkan bahwa mereka bukan sekadar tim kejutan sesaat. Di bawah Le Bris, mereka berkembang menjadi kekuatan yang sulit diabaikan. Xhaka dan Geertruida menjadi dua dari kepingan kunci sukses mereka, membentuk fondasi kokoh dalam perjalanan ambisius klub dari Wearside.
Jika performa seperti ini terus berlanjut, bukan mustahil Sunderland akan terus mengguncang peta persaingan Premier League musim ini.
 
 