
Mikel Arteta akan menyesali keputusan melepas pergi Pierre-Emerick Aubameyang setelah menyadari Arsenal menghasilkan lebih banyak kartu merah daripada gol sejauh tahun 2022 ini. Terakhir, kartu merah Gabriel Martinelli, tadi malam.
Martinelli, pemain muda Argentina berusia 20 tahun, menerima dua kartu kuning dalam dua detik untuk dua pelanggaran beruntun pada laga Wolves vs Arsenal yang usai Jumat dinihari (11/2). Wasit Michael Oliver tidak bisa dengan segera menghentikan pertandingan usai kartu kuning pertama karena Wolves tengah dalam situasi advantage, dengan bola dibawa lari oleh Chiquinho.
Selang beberapa saat kemudian Chiquinho dijatuhkan oleh Martinelli dan barulah wasit meniup peluitnya dan mengibaskan dua kartu kuning beruntun, sembari menunjuk lokasi pelanggaran pertama di pinggir lapangan, saat ia mendorong jatuh penyerang Daniel Podence guna mencegahnya melakukan lemparan ke dalam secara cepat.
Itu merupakan kartu merah keempat yang diterima pemain Arsenal pada tahun 2022 ini dengan daftarnya sebagai berikut:
- Gabriel menit 59, kekalahan 1-2 lawan Manchester City, 1 Januari 2022
- Granit Xhaka menit 24, imbang 0-0 di Liverpool pada leg pertama semifinal EFL Cup, 14 Januari 2022
- Thomas Partey menit 90 dalam kekalahan 0-2 lawan LIverpool, leg kedua semifinal EFL Cup, 21 Januari 2022
- Gabriel Martinelli menit 69 dalam kemenangan 0-1 di Wolves, tadi malam
Kenapa 2 Kartu Kuning Beruntun Diizinkan
IFAB, badan internasional yang mengeluarkan Laws of the Game, telah membahas hal ini dan memutuskan dua kartu kuning usai memberi advantage dalam permainan bisa dibenarkan.
Kembali pada tahun 2015 bek Irlandia Utara Chris Baird mendapat kartu kuning dua kali beruntun karena dua tekel terpisah dalam sequence yang sama pada laga kualifikasi Euro 2016 melawan Hungaria.
Dan juru bicara IFAB mengatakan pada saat itu: “Ofisial pertandingan diingatkan bahwa memberi advantage untuk pelanggaran yang berpotensi peringatan, akan mengandung risiko bahwa pemain yang melanggar dapat melakukan pelanggaran berulang, yang bisa berujung peringatan kedua.”
“Tetapi advantage harus dipertimbangkan terutama jika dengan menghentikan permainan demi memberi peringatan, tim yang tidak melakukan pelanggaran itu berpotensi kehilangan serangan yang secara jelas bisa menjanjikan gol.”