Gilabola.com – Tepat setahun sejak Erik ten Hag didepak dari kursi manajer Manchester United, bayangan masa kepemimpinannya masih terasa di Old Trafford.
Pelatih asal Belanda itu meninggalkan klub setelah dua setengah tahun dengan dua trofi di tangan, namun juga dengan rasa pahit karena mimpi yang tak tuntas. Kini, United di bawah arahan Ruben Amorim masih berjuang menemukan kestabilan yang dulu diimpikan Ten Hag.
Dalam surat terbuka yang ditulis setelah pemecatannya, Ten Hag mengakui bahwa perjalanannya bersama Manchester United harus berakhir. Dia menyebut mimpinya di klub itu telah usai dan menyampaikan rasa terima kasih kepada para fans yang disebutnya selalu setia, baik di Old Trafford maupun saat laga tandang.
Ten Hag menilai bahwa dukungan dari pendukung klub membuatnya merasa diterima dan dihormati sejak hari pertama. Dia juga menyebut dua trofi yang dimenangkan, Piala Liga dan Piala FA, akan selalu menjadi bagian berharga dalam hidupnya sebagai pelatih.
Dia menambahkan bahwa impiannya sebenarnya lebih besar: membawa lebih banyak gelar untuk memenuhi dahaga para pendukung setia klub. Namun, kenyataan berkata lain.
Dia menutup surat itu dengan harapan agar klub terus meraih kesuksesan, sementara dirinya akan selalu mengenang masa-masa di Manchester sebagai bab penting dalam hidupnya.
Ten Hag memimpin United selama lebih dari dua tahun. Meski sempat mengembalikan semangat juang tim dan mengakhiri puasa gelar sejak era Jose Mourinho, dia gagal menjaga konsistensi performa.
Musim 2024/2025 menjadi titik balik. Awal yang buruk dan hasil yang mengecewakan membuat Sir Jim Ratcliffe, pemilik baru klub, merasa tak punya pilihan selain memecatnya. Tak lama kemudian, nama Ruben Amorim diumumkan sebagai penggantinya.
Masa Sulit dan Harapan Baru di Era Amorim
Amorim datang dengan reputasi sebagai pelatih muda berbakat, namun musim perdananya berjalan penuh tekanan. United hanya mampu finis di peringkat ke-15, rekor terburuk mereka di era Premier League.
Situasi kian memalukan setelah kalah dari Tottenham Hotspur di final Liga Europa, hasil yang membuat mereka kehilangan tiket ke Liga Champions dan absen dari sepak bola Eropa sama sekali.
Tekanan besar itu membuat banyak fans mulai meragukan arah baru klub. Namun awal musim 2025/2026 memberi sedikit harapan. Tiga kemenangan beruntun atas Brighton, Liverpool, dan Sunderland menunjukkan tanda-tanda perbaikan.
Kemenangan tersebut dianggap sebagai langkah pertama menuju kebangkitan. Para pemain tampak lebih solid, dan pola permainan yang diterapkan Amorim mulai membuahkan hasil. Dia dinilai mampu mengembalikan semangat bertarung yang sempat hilang setelah kepergian Ten Hag.
Akhir pekan ini, United akan bertandang ke markas Nottingham Forest. Jika menang, mereka akan mencatat empat kemenangan beruntun untuk pertama kalinya dalam hampir dua tahun. Setelah itu, mereka akan menghadapi Tottenham, lawan yang menumbangkan mereka di final Eropa sebelumnya.
Pertandingan itu menjadi kesempatan besar bagi Amorim untuk membuktikan bahwa timnya telah berubah. Dia disebut ingin membalas kekalahan tahun lalu dan menunjukkan bahwa dirinya bukan sekadar pelatih sementara.

