Gilabola.com – Di tengah duka yang mendalam atas kepergian tragis Diogo Jota dan adiknya Andre Silva dalam kecelakaan mobil di Spanyol, sebuah fakta mengejutkan terungkap dari sang fisioterapis pribadi.
Miguel Goncalves, yang menangani Jota sejak lama, mengungkap bahwa sang penyerang Liverpool selama berminggu-minggu bermain sambil menahan nyeri akibat pneumotoraks—kondisi paru-paru yang roboh sebagian.
Jota, yang berusia 28 tahun dan baru saja menikahi kekasih masa kecilnya Rute, memilih menunda operasi demi tetap bermain untuk Liverpool dan tim nasional Portugal.
Dia bahkan menargetkan tampil dalam laga UEFA Nations League melawan Spanyol, yang akhirnya dimenangkan negaranya lewat adu penalti dengan skor 5-3.
Menurut Goncalves, Jota sangat disiplin dalam proses pemulihan dan menjalani fisioterapi dengan penuh dedikasi. “Dia adalah profesional yang luar biasa. Basis paru-paru kanannya sempat runtuh, tetapi lewat fisioterapi pasca-operasi, dia pulih hampir sempurna,” ucapnya kepada media Portugal Record.
Perjalanan Terakhir
Lima jam sebelum kecelakaan tersebut, Goncalves masih bertemu Jota dan Andre. Mereka berpamitan sekitar pukul 20.30 malam waktu setempat.
Rencananya, mereka mengemudi ke Santander untuk menyeberang ke Inggris menggunakan kapal feri Brittany Ferries, yang dijadwalkan tiba di Plymouth, Devon keesokan paginya. Pilihan perjalanan darat ini diambil karena Jota tidak dianjurkan terbang akibat kondisi paru-parunya.
“Saya bilang selamat jalan pada mereka. Andre ikut karena ingin menemani kakaknya dalam perjalanan panjang itu. Mereka tidak sedang ‘berpesta’ seperti yang dituduhkan di internet, itu semua dusta yang menyakitkan,” tegas Goncalves, membantah rumor tak berdasar yang beredar.
Kecelakaan maut itu terjadi di A-52, dekat Zamora, hanya sekitar 10 mil dari perbatasan Portugal. Dugaan sementara menyebutkan ban Lamborghini Huracan yang mereka kendarai meledak saat menyalip kendaraan lain, membuat mobil keluar jalur dan terbakar.
Warisan yang Tak Tergantikan
Jota seharusnya tiba di Liverpool pada Senin depan untuk evaluasi medis lanjutan. Goncalves menyebut mendiang dalam kondisi optimis dan tak lagi merasa nyeri saat mereka terakhir bertemu.
“Dia senang, percaya diri, dan siap menghadapi musim baru. Tidak ada tanda-tanda buruk,” kenangnya. Kini, publik sepak bola tak hanya mengenang Jota sebagai penyerang tajam yang ikut membawa Liverpool juara Premier League 2024/25.
Lebih dari itu, dia dikenang sebagai sosok tangguh yang rela menahan sakit demi lambang di dada dan kebanggaan negaranya. Sebuah warisan keteguhan dan dedikasi yang akan hidup lebih lama dari nyanyian Anfield.