Gilabola.com – Erik ten Hag resmi dipecat dari Manchester United pada hari Senin lalu. Keputusan klub ini datang setelah performa mengecewakan di awal musim yang tak mampu memenuhi ekspektasi para petinggi dan fans United.
Pelatih asal Belanda ini, selama masa tugasnya di Old Trafford, memikul tanggung jawab besar tanpa mendelegasikan tugas yang mungkin bisa meringankan beban kerjanya.
Salah satu contohnya adalah ketika Manchester United menyarankan agar Ten Hag membiarkan mantan asistennya, Steve McClaren, menangani konferensi pers untuk laga Piala Liga. Namun, Ten Hag memilih untuk tetap menghadiri setiap tugas media, karena dia merasa pesan yang disampaikan kepada media harus datang langsung darinya.
Di tengah tekanan yang dihadapinya, Ten Hag menolak untuk mengikuti pendekatan Jurgen Klopp di Liverpool, di mana Klopp sering kali mengizinkan asistennya, Pep Ljinders, untuk menghadiri konferensi pers sebelum pertandingan piala.
Sikapnya ini didasari keinginan untuk terus memegang kendali penuh atas segala hal, termasuk peran media yang justru menambah beban kerjanya. Bahkan, ketika diminta memberikan wewenang wawancara kepada asisten manajernya, Ruud van Nistelrooy, Ten Hag menolak dan memilih untuk tetap memegang kendali atas komunikasi media klub.
Peran Dominan Ten Hag
Peran dominan Ten Hag tidak hanya berhenti pada tugas media, tetapi juga merambah ke keputusan-keputusan yang lebih personal di dalam klub. Salah satu contohnya adalah pemilihan nomor punggung pemain.
Ketika nomor 7 yang legendaris di Manchester United seharusnya diteruskan kepada pemain berbakat Alejandro Garnacho, Ten Hag justru memilih untuk memberikannya kepada pemain baru, Mason Mount.
Keputusan ini, seperti banyak keputusannya yang lain, menunjukkan karakter tegasnya dalam mengambil keputusan yang sepenuhnya dia rasa benar, terlepas dari pandangan umum atau tradisi klub.
Di sisi lain, Ten Hag juga melakukan berbagai perubahan besar yang diakui berpengaruh pada suasana ruang ganti. Dia mengubah susunan tim dengan mencopot jabatan kapten Harry Maguire dan memberikan peran yang lebih besar kepada pemain-pemain baru.
Salah satu perubahan besar lainnya adalah keterlibatannya dalam memutuskan kepergian Cristiano Ronaldo, yang terjadi di tengah berbagai spekulasi mengenai posisi Ten Hag di klub. Langkah tersebut dianggap berani, namun sekaligus memicu berbagai kritik, terutama setelah performa United tak kunjung membaik.
Tak Sesuai Hasil Akhir
Meskipun keputusan besar ini seakan menunjukkan kontrol penuh Ten Hag atas klub, hasil di lapangan justru memperlihatkan hal sebaliknya. United hanya berada di posisi ke-14 di tabel Premier League setelah sembilan pertandingan, dengan catatan empat kekalahan.
Situasi ini kian menekan Ten Hag, terutama setelah klub mengeluarkan dana besar di musim panas untuk memperkuat tim. Akibatnya, meskipun berhasil melewati peninjauan di akhir musim lalu, Ten Hag akhirnya harus menerima keputusan pemecatan setelah kekalahan terbaru di Old Trafford pada Minggu lalu.
Dalam pandangan banyak pengamat, Ten Hag sebetulnya sudah cukup beruntung bertahan hingga saat ini, mengingat penurunan performa yang terus terjadi. Pada akhirnya, performa buruk yang berkepanjangan dan kegagalan untuk mencapai standar yang diharapkan membawa perjalanan karier Ten Hag di Manchester United ke akhirnya.