
Gilabola.com – Pada episode terbaru The Wayne Rooney Show, Wayne Rooney mengisahkan ancaman, tekanan mental, serta situasi kacau yang dia alami saat meninggalkan Everton pada 2004 menuju Manchester United.
Dia menjelaskan bahwa keluarganya ikut terdampak, menggambarkan perjalanan mentalnya sebagai proses yang mengharuskannya kuat sejak usia sangat muda, sekaligus menyinggung tekanan sosial media yang kini dialami pemain muda termasuk putranya, Kai.
Rooney menuturkan bahwa dia pernah menerima ancaman pembunuhan setelah menolak perpanjangan kontrak dan memilih bergabung dengan Manchester United. Keputusan itu dia buat ketika berusia 18 tahun.
Dia menjelaskan bahwa rumah orang tuanya menjadi sasaran coretan dan perusakan. Dia menyebut bahwa rumah sang kekasih, yang kini menjadi istrinya, juga mengalami hal serupa dari oknum pendukung Everton yang marah.
Rooney menggambarkan bahwa kondisi itu menuntutnya untuk memiliki mental kuat. Dia mengatakan bahwa dukungan orang-orang terdekat menjadi faktor penting agar dirinya mampu melalui masa berat tersebut.
Menurutnya, perpindahan ke Manchester United menjadi lebih sulit karena rivalitas panjang antara kota Liverpool dan Manchester. Faktor itu membuat keputusannya terasa jauh lebih rumit bagi banyak orang di sekitarnya.
Rooney menegaskan bahwa sejak awal dia memiliki tekad kuat mengenai tujuan kariernya. Dia menyampaikan bahwa dia harus tetap egois dalam situasi tertentu agar langkahnya tidak terpengaruh tekanan publik.
Dia mengakui bahwa tekanan itu berat karena berasal dari masyarakat kotanya sendiri. Namun dia menjelaskan bahwa keyakinannya membuatnya tetap melangkah tanpa ragu meski mendapatkan banyak penolakan.
Tekanan Era Sosial Media dan Nasihat untuk Pemain Muda
Rooney membandingkan pengalamannya dahulu dengan generasi pemain muda saat ini, terutama karena kehadiran sosial media. Dia menyebut bahwa zaman mudanya hanya membuatnya dikenal melalui koran lokal.
Dia menggambarkan kondisi berbeda yang dialami anaknya, Kai, yang kini berada di akademi Manchester United. Dia menyebut bahwa Kai sudah berhadapan dengan jutaan orang di sosial media sejak usia sangat muda.
Menurut Rooney, pemain muda kini dinilai dengan cepat di ruang publik. Dia mengatakan bahwa situasi itu membutuhkan lingkungan keluarga dan klub yang benar-benar melindungi mereka.
Dia menambahkan bahwa sosial media bisa membuat siapa pun kehilangan kendali jika tidak memiliki batasan atau pendampingan yang tepat. Karena itu dia menekankan pentingnya memiliki orang-orang terdekat yang menjaga fokus pemain muda.
Kisah Masa Kecil Bersama Duncan Ferguson
Rooney juga mengisahkan cerita lama ketika dirinya masih anak-anak dan mengidolakan Duncan Ferguson. Dia mengatakan bahwa dia dulu sering mengirimkan surat kepada Ferguson saat sang penyerang menjalani hukuman penjara pada 1995.
Rooney menjelaskan bahwa Ferguson selalu membalas suratnya dan menyampaikan rasa terima kasih. Dia menyebut bahwa saat itu dia hanya menuliskan kekagumannya sebagai anak kecil yang mencintai Everton.
Dia kemudian mengenang masa ketika Ferguson membantunya pulang dari latihan karena Rooney masih terlalu muda untuk mengemudi. Momen itu dia sebut sebagai pengalaman luar biasa bagi keluarganya.
Rooney menggambarkan bahwa ayahnya bahkan sering melambai dari jendela ketika Ferguson mengantarnya pulang. Dia menyebut kejadian itu sangat berkesan karena keluarga besarnya merupakan pendukung Everton.
Pendapat Kami
Cerita Rooney menunjukkan betapa kerasnya tekanan yang bisa menghantam pemain muda, terutama ketika keputusan karier menyentuh emosi publik. Pengalamannya menjadi gambaran bahwa sepak bola bukan sekadar permainan, melainkan ruang yang sarat ekspektasi dan reaksi ekstrem, termasuk dari para pendukungnya sendiri.
