
Gilabola.com – Tottenham Hotspur harus menelan kekalahan 1-2 dari Liverpool dalam laga Premier League yang penuh kontroversi, ditandai dua kartu merah, gol yang diperdebatkan, serta kekecewaan besar dari pelatih Thomas Frank.
Frank mempertanyakan keabsahan gol kedua Liverpool dan keputusan wasit yang membuat Tottenham mengakhiri laga dengan sembilan pemain. Situasi tersebut dinilai sangat memengaruhi hasil akhir pertandingan di London.
Liverpool memastikan kemenangan melalui gol babak kedua yang dicetak Alexander Isak dan Hugo Ekitike. Tottenham sempat memperkecil ketertinggalan lewat gol Richarlison di menit-menit akhir. Gol tersebut membuat akhir laga berlangsung tegang hingga peluit panjang dibunyikan.
Tottenham menilai gol sundulan Ekitike seharusnya tidak disahkan. Gol itu berawal dari umpan silang Jeremie Frimpong yang sempat terdefleksi. Pihak Tottenham merasa ada dorongan dari Ekitike terhadap Cristian Romero sebelum gol tercipta.
Thomas Frank menyatakan penilaiannya bahwa wasit melakukan kesalahan dalam momen tersebut. Dia merasa terdapat dua dorongan jelas di punggung Romero yang seharusnya berujung pelanggaran. Menurutnya, keputusan tersebut juga luput dari koreksi VAR.
Frank menilai keputusan itu sebagai kesalahan besar yang merugikan timnya. Dia mengaku sulit memahami bagaimana insiden tersebut bisa dibiarkan. Penilaian itu disampaikan berdasarkan pengalamannya melihat situasi serupa di banyak pertandingan.
Dua Kartu Merah yang Dipermasalahkan
Kontroversi tidak berhenti pada gol Liverpool. Tottenham lebih dulu kehilangan Xavi Simons pada menit ke-33. Awalnya wasit hanya memberikan kartu kuning sebelum VAR meminta peninjauan ulang.
Setelah melihat monitor, wasit mengubah keputusannya menjadi kartu merah. Simons dianggap melakukan pelanggaran terhadap Virgil van Dijk. Keputusan tersebut membuat Tottenham harus bermain dengan sepuluh pemain sejak babak pertama.
Frank menyampaikan bahwa dia tidak sepakat dengan kartu merah tersebut. Dia menilai pelanggaran Simons tidak masuk kategori sembrono atau menggunakan kekuatan berlebihan. Menurutnya, Simons hanya berusaha memberi tekanan dan arah geraknya berubah secara alami.
Frank juga mempertanyakan konsekuensi larangan bermain tiga pertandingan. Dia menilai hukuman tersebut terlalu berat untuk pelanggaran yang dinilai tidak ekstrem. Meski demikian, dia mengapresiasi respons timnya yang tetap berjuang.
Situasi semakin sulit bagi Tottenham di masa tambahan waktu. Cristian Romero menerima kartu kuning kedua setelah insiden dengan Ibrahima Konate. Romero sebelumnya sudah mengantongi satu kartu kuning.
Frank menilai kartu merah kedua itu juga merugikan timnya. Dia menjelaskan bahwa insiden tersebut berawal dari pelanggaran Konate. Dalam pandangannya, kedua pemain hanya terlibat duel fisik biasa.
Frank mengakui bahwa Romero bereaksi setelah kepalanya terinjak. Namun dia juga menyebut bahwa keputusan tersebut bisa saja diberikan atau tidak, tergantung sudut pandang wasit. Menurutnya, reaksi banyak pemain Tottenham menunjukkan adanya ketidakadilan yang dirasakan tim.
Pendapat Kami:
Keputusan wasit memang menjadi bagian tak terpisahkan dari sepak bola, namun konsistensi tetap menjadi kunci. Dalam laga ini, Tottenham punya alasan kuat merasa dirugikan, terutama karena dua kartu merah dan gol kontroversial muncul di momen krusial. Meski demikian, Tottenham juga perlu belajar mengelola emosi agar tidak terus berada dalam posisi sulit saat keputusan tidak berpihak.
