Gilabola.com – Thomas Frank memuji penampilan “nyaris sempurna” Tottenham Hotspur selama 80 menit pertandingan, namun harus menerima kenyataan pahit di akhir laga Piala Super UEFA.
Spurs tampil dominan saat menghadapi Paris Saint-Germain di Udine, bahkan unggul 2-0 hingga menit ke-85. Namun, PSG membalikkan keadaan lewat gol Lee Kang-In dan penyama kedudukan Goncalo Ramos di masa injury time. Laga berlanjut ke adu penalti, di mana PSG menang 4-3 dan kembali mengangkat trofi Eropa.
Beberapa pemain Spurs tampak terpaku di depan para pendukung usai peluit akhir. Mereka kini hanya punya waktu kurang dari 72 jam untuk memulihkan diri sebelum laga pembuka Premier League dimulai.
Meski demikian, Frank menegaskan ada banyak hal positif yang bisa dipetik dari performa tim sebelum PSG mencetak dua gol penentu di penghujung laga.
“Saya sangat, sangat bangga dengan para pemain, tim, klub, dan suporter,” ujar Frank.
“Para pemain sudah memberikan segalanya. Kami bermain melawan salah satu tim terbaik di dunia, mungkin yang terbaik saat ini. Selama 75 hingga 80 menit, permainan kami nyaris sempurna, hampir tidak memberi celah pada empat pemain mereka yang punya kualitas individu luar biasa.”
Pelatih Spurs itu menambahkan:
“Kalau hasilnya 2-2 melawan PSG, tentu itu sudah bagus. Lalu kami kalah di adu penalti — mungkin kami memang harus lebih berlatih penalti, karena itu bisa jadi kunci untuk memenangkan final.”
“Kalau sebelum laga ada yang bilang hasilnya imbang lalu dilanjutkan penalti, semua pasti menganggap itu cukup mengesankan. Apalagi kalau melihat usaha dan mentalitas yang ditunjukkan sepanjang pertandingan — luar biasa. Banyak hal yang patut disyukuri.”
Untuk pertama kalinya sejak menangani Spurs, Frank menggunakan formasi tiga bek. Kevin Danso masuk ke lini belakang, sementara Mohammed Kudus dipasang berduet dengan Richarlison di lini depan.
Hasilnya, performa Spurs terlihat sangat berbeda dibanding kekalahan telak 0-4 dari Bayern Munich pekan lalu. Frank menyebut perubahan strategi itu sukses, meski dengan nada bercanda mengatakan “operasinya berhasil, tapi pasiennya meninggal”.
“Sepertinya saya memutuskan hal itu sehari setelah laga melawan Bayern,” ucap Frank soal pergantian formasi.
“Saya tahu harus ada sesuatu yang berbeda saat menghadapi PSG. Jadi ini seperti operasi khusus. Dalam istilah medis, operasinya berhasil tapi pasiennya meninggal — jadi pada akhirnya tidak begitu baik.”
“Kami sudah mempersiapkan rencana permainan yang berbeda, dan itu sebenarnya hampir berhasil.”