Tiga Alasan Kegagalan Enzo Maresca di Pekerjaan Sebelumnya Bisa Menimbulkan Deja Vu di Chelsea

Gila BolaEnzo Maresca, pelatih asal Italia yang kini memimpin Chelsea setelah ditunjuk untuk menggantikan Mauricio Pochettino, akan menghadapi salah satu tantangan terbesar dalam kariernya di klub Liga Inggris itu.

Menjadi pelatih permanen ketiga di Stamford Bridge sejak tahun 2022, Maresca ditunjuk untuk membawa kembali kejayaan The Blues setelah musim-musim yang penuh gejolak. Namun, riwayat kegagalannya di pekerjaan sebelumnya bisa menjadi peringatan bagi masa depannya di Chelsea.

Pada musim pertamanya bersama Leicester City, mantan asisten Pep Guardiola itu sukses membawa klub tersebut promosi otomatis ke Premier League dengan 97 poin, mengakhiri musim di puncak klasemen.

Namun, pengalaman manajerial pertamanya bersama Parma tidak berjalan mulus. Hanya bertahan selama 14 pertandingan, Maresca menjelaskan bahwa skuad yang diwarisinya di Parma kurang berpengalaman dan kekurangan pemimpin yang mampu menyatukan tim.

Maresca menyatakan bahwa dia merasa hanya membutuhkan tiga pemain tambahan untuk mengubah nasib tim yang semakin terpuruk. Dalam sebuah wawancara, dia mengenang masa-masa di Parma dengan mengatakan bahwa dia mencintai kota itu dan menganggap pengalaman tersebut sebagai pelajaran berharga meskipun berakhir lebih cepat dari yang diharapkan.

Enzo Maresca merasa tim Chelsea sudah berada di jalur yang benar dan hanya membutuhkan waktu dan beberapa koreksi untuk mencapai hasil yang diinginkan di musim depan.

Di Chelsea, taktisi Italia akan mewarisi tim yang memiliki beberapa kesamaan dengan tim Parma yang dia tangani dulu. Dengan rata-rata usia skuad yang hanya 23,7 tahun, dan dengan hengkangnya pemain berpengalaman seperti Thiago Silva, Maresca harus bekerja keras untuk membangun kohesi tim.

Di bawah kepemilikan baru, Chelsea telah mendatangkan 28 pemain, dan kemungkinan akan ada lebih banyak pemain yang bergabung. Pemain seperti Tosin Adarabioyo, Benjamin Sesko, dan Michael Olise telah dikaitkan dengan klub, menunjukkan bahwa perombakan besar masih berlanjut.

Chelsea juga menghadapi tantangan dalam hal bahasa dan adaptasi pemain asing. Meskipun Maresca fasih berbahasa Inggris dan Italia, dia kemungkinan akan mengandalkan pemain yang bisa berbicara bahasa Portugis, Spanyol, dan Prancis untuk membantu pemain non-Inggris beradaptasi.

Kurangnya kohesi telah menjadi masalah utama Chelsea dalam dua musim terakhir. Masa jabatan singkat Mauricio Pochettino di klub adalah satu-satunya periode di mana The Blues bermain sebagai sebuah tim sejak konsorsium Todd Boehly dan Behdad Eghbali membeli klub pada tahun 2022.

Tidak ada manajer Chelsea di bawah kepemimpinan baru yang mampu bertahan hingga musim kedua, dan Maresca harus segera menunjukkan hasil jika ingin mendapatkan kepercayaan manajemen.

Dia telah menandatangani kontrak lima tahun dengan opsi perpanjangan 12 bulan, tetapi seperti yang dialami Graham Potter dan Pochettino, kontrak jangka panjang bukanlah jaminan untuk masa tinggal yang lama di London barat.

Dengan latar belakang yang penuh tantangan, Maresca harus membuktikan bahwa dia mampu mengatasi kesulitan yang serupa dengan yang dihadapinya di Parma. Kunci kesuksesannya akan bergantung pada kemampuannya membangun kohesi tim, mengintegrasikan pemain baru, dan mencapai hasil positif di awal masa jabatannya.