Tiga Masalah Krusial Manchester United Jelang Derby Kontra The Citizens

Gilabola.comManchester United kembali ke ajang Premier League akhir pekan ini dengan menghadapi rival sekota, Manchester City, dalam partai derby yang selalu penuh gengsi.

Pertandingan ini hadir setelah jeda internasional September, di mana The Red Devils sempat mencatat kemenangan penting atas Burnley dengan skor 3-2.

Hasil dramatis tersebut sedikit meredakan tekanan yang muncul usai kekalahan dari Arsenal, hasil imbang melawan Fulham, dan kegagalan menyakitkan di Piala Liga melawan Grimsby Town yang berasal dari kasta keempat sepak bola Inggris.

Kemenangan itu membuat Manchester United mengoleksi empat poin dan bertengger di posisi kesembilan klasemen sementara, tepat berada di atas Manchester City.

Meski demikian, Ruben Amorim disebut sadar bahwa perjuangan timnya masih panjang jika ingin menembus posisi enam besar pada akhir musim. Ada tiga persoalan utama yang kini menjadi pekerjaan rumah besar bagi manajer asal Portugal tersebut.

Kebingungan di Lini Tengah

Selama bertahun-tahun, lini tengah Manchester United kerap dianggap sebagai titik lemah. Amorim telah mencoba menempatkan Bruno Fernandes lebih ke dalam setelah kedatangan Matheus Cunha dan Bryan Mbeumo. Akan tetapi, peran tersebut tidak sesuai dengan karakter sang kapten yang kurang memiliki kesadaran bertahan.

Situasi itu memaksa kembalinya Casemiro, yang mengandalkan pengalaman panjangnya di sepak bola papan atas untuk mendampingi Fernandes sebagai gelandang jangkar.

Namun, kehadiran gelandang veteran asal Brasil itu juga menyingkirkan peluang bagi Kobbie Mainoo maupun Manuel Ugarte. Padahal, Ugarte didatangkan dengan harapan menjadi solusi di sektor tengah, tetapi masa depannya di Old Trafford bersama Mainoo dan Casemiro masih belum jelas.

Dalam jangka pendek, Amorim dituntut menemukan kombinasi yang bisa menghadirkan tenaga dan ketangguhan, sembari berharap transfer gelandang baru segera direalisasikan pada jendela berikutnya.

Kiper dan Konsistensi

Jika di lini tengah terlihat rapuh, maka di sektor penjaga gawang masalahnya justru terlalu banyak pilihan. Datangnya Senne Lammens membuat jumlah kiper senior menjadi empat.

Andre Onana dikabarkan sedang mempertimbangkan pinjaman ke Trabzonspor, sementara Altay Bayindir yang tampil di Premier League dinilai belum cukup meyakinkan.

Tom Heaton, yang hampir berusia 40 tahun, diperkirakan akan tetap menjadi opsi ketiga. Kondisi ini membuat United belum memiliki kiper yang benar-benar bisa diandalkan.

Lammens berpotensi menjadi pilihan utama di masa depan, tetapi memberi debut langsung di laga derby dianggap terlalu berisiko. Amorim perlu segera menentukan siapa penjaga gawang utama agar pertahanan tidak terus berada dalam ketidakpastian.

Ketajaman yang Masih Kurang

Amorim sudah mengambil langkah berani dengan menyingkirkan beberapa nama besar seperti Marcus Rashford dan Alejandro Garnacho. Bahkan, Onana juga bisa mengikuti jejak serupa jika benar-benar hengkang. Namun, masalah utama kini ada di ketajaman lini depan.

Dalam tiga laga Premier League terakhir, Manchester United baru mencetak empat gol. Separuh di antaranya justru lahir dari gol bunuh diri lawan, sementara satu gol datang lewat penalti Bruno Fernandes pada menit akhir melawan Burnley. Satu-satunya gol dari permainan terbuka diciptakan oleh Bryan Mbeumo.

Data sebenarnya menunjukkan United cukup agresif. Mereka telah mencatat expected goals tertinggi di liga dengan angka 6,78 serta menjadi tim dengan jumlah tembakan dan sentuhan di kotak penalti lawan terbanyak.

Sayangnya, kegagalan mengonversi peluang membuat tim kehilangan poin penting. Amorim kini berharap Cunha segera pulih dari cedera, Mbeumo bisa melanjutkan performa bagusnya, dan Benjamin Sesko segera beradaptasi agar lini serang lebih tajam.

IKLAN