Gilabola.com – Malam yang seharusnya menjadi momen refleksi bagi Pep Guardiola setelah Manchester City kembali gagal meraih trofi, justru berubah menjadi momen memalukan yang viral.
Saat Guardiola menaiki tangga Wembley menuju Royal Box untuk menerima medali runner-up setelah kekalahan 1-0 dari Crystal Palace di final Piala FA, ia dihina secara langsung oleh seorang suporter di tribun.
Suporter dengan aksen Liverpudlian yang kental meneriakkan kalimat tajam:
“20 kali, tikus botak!”
Kalimat tersebut jelas ditujukan kepada Guardiola, dan tampaknya merupakan sindiran terhadap dominasi Liverpool yang baru saja meraih gelar Liga Inggris ke-20, menyamai rekor Manchester United.
Insiden Saat Langkah Lesu Menuju Royal Box
Guardiola, dengan langkah lelah dan ekspresi kecewa, tetap menyempatkan diri untuk menjabat tangan beberapa fans yang menyodorkan tangan mereka saat ia melintas di tangga Wembley.
Namun, suasana hening yang khidmat mendadak pecah oleh suara ejekan tajam itu, yang sempat membuat Guardiola menoleh sekilas ke arah suara tersebut.
Meskipun terprovokasi, pelatih asal Spanyol itu memilih untuk tetap melangkah tanpa menanggapi, melanjutkan perjalanan ke atas panggung penghargaan.
Video insiden itu langsung viral di media sosial, memicu perdebatan panas antara fans City dan Liverpool, serta memperlihatkan tekanan luar biasa yang kini mengelilingi Guardiola setelah musim tanpa gelar.
Musim Paling Suram Guardiola Sejak Tiba di City
Kekalahan dari Crystal Palace menandai kegagalan beruntun City, yang sebelumnya tersingkir dari Liga Champions dan gagal mempertahankan gelar Premier League.
Ini adalah musim pertama tanpa trofi sejak Guardiola mulai melatih City pada 2016, dan tekanan kini mulai terasa dari segala arah – termasuk dari tribun.
Meski bukan hal baru bagi manajer papan atas untuk menerima kritik dari fans lawan, penggunaan kata “tikus botak” menjadi sorotan karena dianggap menghina secara fisik dan pribadi.
Kemarahan Fans Lawan dan Ketegangan yang Tak Terelakkan
Bagi banyak suporter Liverpool, kegagalan City dirayakan secara terbuka. Bukan hanya karena rivalitas klasik, tetapi karena musim ini ditutup dengan penuh kebanggaan bagi The Reds.
Ejekan “20 kali” jelas merujuk pada keberhasilan Liverpool menyamai 20 gelar liga yang sebelumnya hanya dimiliki oleh Manchester United – dan mempermalukan City, yang finis di luar posisi juara.
Insiden ini mencerminkan rasa frustrasi dan kebencian antar suporter yang terus memanas, dan sekaligus memperlihatkan bagaimana dunia sepak bola bisa begitu kejam, bahkan kepada sosok sebesar Guardiola.