Site icon Gilabola.com

Tottenham Butuh Energi Baru, Saatnya Thomas Frank Percaya pada Archie Gray

Archie Gray di laga Tottenham vs Doncaster

Gilabola.comTottenham Hotspur tampil baik di bawah asuhan Thomas Frank pada musim 2025/26, menempati posisi ketiga klasemen sementara Premier League menjelang jeda internasional. Namun, absennya James Maddison dan Dejan Kulusevski akibat cedera panjang membuat keseimbangan lini tengah mereka terganggu.

Di tengah situasi ini, muncul desakan agar Frank memberi kesempatan lebih banyak kepada Archie Gray, pemain muda senilai Rp 886 Miliar yang baru dua kali tampil musim ini.

Thomas Frank berhasil membuat Tottenham lebih tangguh dan fleksibel. Kemenangan 2–1 atas Leeds United di Elland Road menunjukkan peningkatan karakter dan organisasi tim. Meski demikian, kreativitas di lini tengah masih belum sepenuhnya teratasi.

Kehadiran Joao Palhinha, yang dipinjam dari Bayern Munchen, memang memberi kestabilan di sektor tengah. Namun, gaya bermainnya yang lebih defensif belum cukup untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan Maddison dan Kulusevski.

Archie Gray, pemain muda yang direkrut dari Leeds United musim lalu, tampil gemilang pada musim debutnya di Premier League. Meski sempat ditempatkan sebagai bek tengah karena krisis pemain bertahan, Gray tetap menunjukkan kemampuan luar biasa meski bermain di luar posisi aslinya.

Kini, ketika lini belakang Tottenham sudah kembali lengkap, Gray justru kehilangan menit bermain. Padahal, kemampuannya menguasai bola dan membaca permainan bisa menjadi solusi atas ketimpangan di lini tengah.

Saatnya Archie Gray Dilepas dari Bangku Cadangan

Thomas Frank tampaknya lebih mempercayai Pape Matar Sarr dan Lucas Bergvall dalam rotasi gelandang. Namun, banyak pihak menilai Gray pantas mendapatkan kesempatan untuk tampil lebih sering, terutama pada pertandingan kandang di mana Tottenham menguasai bola lebih banyak.

Gray dikenal memiliki kecerdasan taktik di atas rata-rata untuk pemain seusianya. Dia juga mampu bergerak dari kotak penalti ke kotak penalti dengan efisien. Kemampuannya dalam mendistribusikan bola bisa menambah variasi serangan Tottenham yang selama ini terlalu bergantung pada Palhinha.

Meskipun Palhinha tampil konsisten sebagai jangkar, ada pandangan bahwa Gray memiliki kemampuan lebih baik dalam membangun serangan. Dia bisa menjadi alternatif untuk pertandingan melawan tim-tim yang lebih defensif.

Dibandingkan dengan Sarr, Gray mungkin tidak sekuat secara fisik, tetapi dia menawarkan kecerdasan permainan dan pengambilan keputusan yang lebih matang. Hal itu bisa membuat Spurs lebih efektif dalam mengontrol tempo permainan.

Sementara itu, Rodrigo Bentancur, yang baru pulih dari cedera panjang, belum kembali ke performa terbaiknya. Penampilannya terlihat menurun, dan hal itu semakin membuka peluang bagi Gray untuk tampil lebih sering.

Formasi dengan Palhinha, Gray, dan satu gelandang kreatif seperti Lucas Bergvall atau Xavi Simons dinilai akan memberi keseimbangan ideal bagi Tottenham. Komposisi tersebut bisa menggabungkan kekuatan bertahan, kecerdasan taktik, dan daya cipta di lini tengah.

Frank perlu mempertimbangkan langkah ini jika ingin menjaga performa Spurs tetap stabil sepanjang musim. Memberi kesempatan bagi Gray bukan hanya soal regenerasi, tetapi juga strategi untuk menjaga variasi dan kedalaman skuad.

Dengan potensi yang dimilikinya, Rp 886 Miliar yang dikeluarkan Tottenham untuk Gray tidak boleh dibiarkan sia-sia. Saatnya pemain muda ini diberi ruang untuk menunjukkan bahwa dia bisa menjadi bagian penting dari masa depan klub London Utara itu.

Exit mobile version