
Gilabola.com – Tottenham mengalami kekalahan telak 4-1 dari Arsenal dan Thomas Frank mengakui dirinya bertanggung jawab penuh atas hasil itu, merasa taktiknya keliru, tim terlalu pasif, kreativitas sangat rendah, dan posisi Spurs kini makin tertinggal jauh dari rival sekotanya.
Dia juga menyampaikan permintaan maaf kepada para suporter yang pulang lebih dulu sebelum laga usai saat Tottenham tampil buruk sejak awal laga dan Arsenal memanfaatkan kelemahan itu dengan dominan.
Frank disebut mengakui bahwa taktik tiga bek yang diterapkannya tidak berjalan dan dia terpaksa mengubah formasi saat jeda. Sayangnya, satu menit setelah perubahan dilakukan, Arsenal menambah gol ketiga dan membuat situasi makin sulit.
Para pemain Spurs tampak tidak mampu keluar dari tekanan. Mereka kesulitan melakukan pressing dan sering kalah dalam duel-duel penting. Frank menilai hal itu bukan sekadar masalah sistem, tetapi karena timnya kurang agresif dalam menghadapi intensitas Arsenal.
Catatan xG yang sangat rendah semakin memperburuk gambaran performa Spurs. Mereka mencatat 0,07 xG saat melawan Arsenal, yang menjadi salah satu rekor terendah di Premier League musim ini. Angka itu menegaskan betapa buruknya serangan Tottenham dalam laga tersebut.
Situasi ini menempatkan Tottenham di peringkat kesembilan klasemen sementara. Mereka kini tertinggal 11 poin dari Arsenal yang sedang berada dalam persaingan gelar. Kekalahan itu juga membuka kembali pertanyaan mengenai arah permainan Spurs di bawah Frank.
Frank menyebut bahwa dia sepenuhnya menerima kritik. Dia menilai para pemain memang tidak cukup agresif dan tidak mampu menciptakan peluang dari situasi-situasi transisi yang seharusnya bisa dimanfaatkan. Dia menyatakan bahwa tanggung jawab itu menjadi miliknya.
Masalah Kinerja dan Harapan yang Belum Terwujud
Frank menyampaikan bahwa ia menyesalkan performa tim yang terlalu pasif. Ketika Spurs mencoba menekan tinggi, mereka gagal melakukannya dengan efektif. Situasi itu membuat mereka terus mundur dan terlihat hanya berusaha mengejar bola tanpa arah yang jelas.
Ketika memegang bola, Tottenham tak mampu membangun permainan dengan baik. Frank menilai para pemain tidak bisa keluar dari tekanan Arsenal dan sering kehilangan bola pada area yang berbahaya. Dia mengakui kreativitas tim memang rendah, tetapi menyebut itu bukan kekhawatiran utamanya dalam laga ini.
Selain faktor teknis, Frank menilai perbedaan kesiapan antara kedua tim turut memengaruhi hasil. Dia mengatakan Arsenal berada enam tahun lebih matang dalam proyek mereka, sementara Spurs masih dalam fase empat bulan pembentukan identitas.
Frank kembali menyoroti bahwa timnya tidak mampu kompetitif seperti saat menghadapi Manchester City dan Paris Saint-Germain beberapa waktu lalu. Dia merasa penurunan performa kali ini sangat tajam dan perlu dievaluasi serius oleh seluruh skuad.
Meski berat mengakuinya, Frank menilai Tottenham masih memiliki banyak pekerjaan besar. Dia meminta kesabaran setelah mengingatkan bahwa musim lalu mereka hanya finis di peringkat 17 meski menjuarai Liga Europa.
Frank mengulangi permintaan maafnya kepada para penggemar. Dia menegaskan bahwa dia tidak ingin menghindar dari kritik. Menurutnya, tim harus bangkit dan memperbaiki detail-detail yang membuat mereka gagal tampil kompetitif dalam derby tersebut.
