Transfer Manchester United Dikritik, Harga Bryan Mbeumo Dinilai Tak Masuk Akal

Gilabola.com – Kebijakan transfer Manchester United kembali mendapatkan kritikan setelah mantan bek Premier League, William Gallas, menilai klub tersebut tidak bisa membenarkan harga transfer besar yang mereka keluarkan untuk mendatangkan Bryan Mbeumo.

Klub berjuluk Setan Merah itu menghabiskan lebih dari Rp 4,5 Triliun di bursa transfer musim panas dengan mendatangkan Benjamin Sesko, Matheus Cunha, dan Mbeumo, namun hasil di lapangan belum sesuai harapan.

Dari enam laga awal Premier League musim 2025/26, Manchester United hanya mampu meraih dua kemenangan dan saat ini berada di posisi ke-14 klasemen. Situasi semakin diperburuk dengan kekalahan memalukan di ajang Carabao Cup dari klub League Two, Grimsby Town.

Gallas mengatakan dirinya sulit memahami strategi transfer Manchester United musim panas lalu. Dia menilai klub sudah mengeluarkan banyak uang, tetapi tidak banyak mengubah komposisi inti tim.

Menurutnya, Mbeumo memang pemain bagus yang bisa bermain di banyak tim, namun harga Rp 1,4 Triliun terlalu tinggi untuk seorang penyerang yang baru bergabung dari Brentford.

Gallas menambahkan bahwa kenaikan harga pemain setiap tahun memang sudah biasa, tetapi biaya sebesar itu tetap dianggapnya tidak masuk akal.

Dalam tujuh penampilannya sejauh ini, Mbeumo hanya mampu mencetak satu gol, itu pun terjadi saat melawan Grimsby Town di ajang piala domestik. Belum ada assist yang dia sumbangkan, sehingga kritik mengenai kontribusinya semakin kencang.

Gallas pun menilai pembelian Mbeumo belum mampu mengubah kualitas permainan Manchester United secara signifikan, dan ini semakin membuktikan bahwa harganya tidak dapat dibenarkan.

Tekanan untuk Ruben Amorim

Selain membicarakan transfer, Gallas juga menyoroti kondisi manajer Ruben Amorim. Dia menyebut bahwa pelatih asal Portugal itu tampak kebingungan dalam mencari solusi di bangku cadangan.

Amorim terlihat masih mencoba menemukan formula yang tepat untuk menghidupkan permainan sepak bola timnya. Menurut Gallas, bahasa tubuh dan ekspresi emosional Amorim di tepi lapangan tidak memberikan keyakinan kepada para pemain maupun para pendukung.

Dia bahkan meragukan apakah Amorim masih akan memimpin Manchester United hingga Natal mendatang, karena posisi sang pelatih bisa saja terancam jika hasil buruk terus berlanjut.

Untuk saat ini, jajaran direksi Manchester United masih mendukung Amorim, tetapi kesabaran mereka bisa habis jika tren negatif tidak segera berhenti. Laga melawan Sunderland akhir pekan ini disebut menjadi ujian penting.

Sebagai tim promosi, The Blac Cats justru tampil mengejutkan dengan meraih tiga kemenangan dari enam pertandingan dan kini berada di posisi kelima klasemen. Pertemuan di Old Trafford pun akan menjadi pertandingan krusial bagi Amorim dan skuadnya.

IKLAN