Gilabola.com – Chelsea disebut akan menyesali keputusan menjual Noni Madueke ke rival mereka, Arsenal, setelah sang pemain tampil impresif di awal musim.
Mantan winger Chelsea, Pat Nevin, menilai klub lamanya salah perhitungan karena Madueke kini justru membantu Arsenal bersaing di puncak klasemen Premier League, sementara pemain penggantinya seperti Alejandro Garnacho dan Jamie Gittens belum memberi dampak nyata.
Selama bursa transfer musim panas, Chelsea kembali aktif dengan aktivitas keluar-masuk pemain senilai lebih dari Rp 13 Triliun lebih. Mereka mendatangkan sepuluh pemain baru, termasuk Joao Pedro sebagai pembelian termahal senilai Rp 1,3 Triliun. Namun, sejumlah pemain juga dilepas, menghasilkan lebih dari Rp 6,6 Triliun dari penjualan.
Madueke menjadi salah satu pemain yang dilepas dengan nilai transfer tinggi. Meskipun kepergiannya membantu neraca keuangan klub, Nevin menilai langkah itu berpotensi menjadi penyesalan besar. Dia menyebut Madueke memiliki kualitas yang lebih stabil dibanding beberapa rekrutan anyar Chelsea.
Nevin mengungkapkan bahwa biasanya Chelsea bisa cepat melupakan pemain yang dijual, tetapi kali ini mungkin berbeda. Dia merasa aneh melihat keputusan klub melepas Madueke hanya untuk mendatangkan Garnacho yang belum terbukti di Premier League.
Menurutnya, jika saat ini dia diminta memilih di antara Garnacho, Gittens, dan Madueke untuk mengisi posisi sayap, pilihannya akan jatuh pada Madueke tanpa ragu. Dia menilai Madueke menawarkan keseimbangan antara kreativitas dan konsistensi yang sulit ditemukan di Chelsea saat ini.
Mantan pemain Skotlandia itu menambahkan bahwa Chelsea tampaknya terlalu fokus pada aspek nilai jual dan strategi dagang ketimbang kinerja di lapangan. Ia menilai sistem ‘jual-beli cepat’ yang diterapkan klub mungkin menguntungkan secara finansial, tetapi bisa berisiko secara teknis.
Sementara itu, Madueke telah menunjukkan performa gemilang sejak bergabung dengan Arsenal. Dia berkontribusi penting dalam membantu The Gunners naik ke puncak klasemen dan tampil menonjol dalam dua jeda internasional terakhir.
Pemain berusia 23 tahun itu bahkan berpeluang besar masuk skuad Inggris asuhan Thomas Tuchel untuk Piala Dunia 2026 mendatang di Amerika Serikat dan Meksiko.
Di awal transfer, banyak pendukung Arsenal sempat skeptis terhadap kehadirannya. Beberapa bahkan menandatangani petisi untuk menolak pembelian senilai lebih dari Rp 1,1 Triliun tersebut. Namun, performanya di lapangan sejauh ini berhasil membungkam kritik.
Nevin meyakini bahwa di akhir musim, banyak pihak akan membandingkan pencapaian Madueke dengan Garnacho. Dia memperkirakan hasil perbandingan itu bisa memperkuat anggapan bahwa Chelsea telah mengambil keputusan keliru.
Chelsea kini berharap Garnacho dan Gittens mampu menutupi lubang yang ditinggalkan Madueke. Namun, Nevin mengaku sangat terkejut ketika klub memutuskan membayar Rp 886 Miliar untuk mendatangkan Garnacho dari Manchester United, terutama mengingat kedalaman skuad di posisi sayap sudah cukup padat.
Dia mempertanyakan apakah Garnacho bisa menggeser pemain seperti Pedro Neto, Estevao Willian, dan terutama Cole Palmer yang sedang berkembang pesat. Menurutnya, posisi sayap di Chelsea kini menjadi area paling kompetitif, yang bisa menyulitkan pemain kreatif berkembang jika tidak mendapat menit bermain cukup.