
Gilabola.com – Keputusan Manchester United yang memaksa Ruben Amorim menerima pekerjaan dengan ultimatum “sekarang atau tidak sama sekali” ternyata bisa jadi lebih banyak merugikan daripada menguntungkan perjalanan mereka di Old Trafford.
Saat United Menentukan Pilihan
Setelah berpisah dengan Erik ten Hag, United tidak butuh waktu lama untuk mengincar Ruben Amorim sebagai sosok pembawa era kejayaan baru. Amorim sebenarnya sudah menyampaikan niatnya untuk bertahan di Sporting hingga akhir musim 2024/25.
Ia ingin menutup musim bersama klub lamanya, sekaligus menyiapkan fondasi yang lebih kuat jika benar-benar berlabuh di Manchester: membangun skuad sesuai visinya, serta menjalani pramusim penuh sebelum debut resmi.
Namun, United tidak memberi ruang untuk itu. Mereka melempar ultimatum tegas: sekarang atau tidak sama sekali. Pada akhirnya, Amorim menerima pinangan itu di tengah musim.
Dampak Ultimatum yang Merugikan
Di atas kertas, langkah ini bisa dipuji jika hasilnya sesuai harapan. Dengan masuk lebih awal, seharusnya Amorim punya waktu untuk menyesuaikan diri, mencoba sistem, dan membiasakan para pemain dengan idenya.
Tetapi kenyataannya berbeda. Musim 2024/25 berakhir sebagai salah satu yang terburuk sepanjang sejarah klub.
Sir Jim Ratcliffe mungkin ingin menganggap musim lalu hanya sekadar “pemanasan” bagi Amorim, tapi catatan suram itu tidak bisa begitu saja dilupakan. Liga seakan hanya formalitas belaka di bulan-bulan terakhir.
Fokus diarahkan ke Liga Europa, namun perjalanan mereka kandas di Bilbao setelah takluk dari Tottenham—tim yang selama ini dikenal sebagai “nyaris juara” abadi.
Seandainya Datang di Waktu yang Tepat
Andai Amorim datang di musim panas, dengan status sebagai pelatih baru penuh semangat dan reputasi juara, ia mungkin akan mendapat dukungan besar. Transfer besar-besaran dan atmosfer positif dari pramusim bisa menjadi batu loncatan sempurna untuk memulai “Era Amorim”.
Sayangnya, yang terjadi justru sebaliknya. Metode Amorim kini selalu diingat sebagai bagian dari tim terburuk United dalam 51 tahun terakhir. Meyakinkan pemain bahwa sistem yang sempat menyeret mereka ke titik nadir bisa jadi kunci kebangkitan adalah pekerjaan berat.
Amorim tentu masih punya peluang membalikkan keadaan. Tapi ia butuh hasil nyata, dan itu harus segera datang. Ratcliffe boleh saja mencoba menghapus memori pahit musim lalu, namun bagi para fans dan pemain, kenyataan itu tetap melekat erat.