Gilabola.com – Liverpool meraih kemenangan 2-0 atas Brighton & Hove Albion di Anfield lewat dua gol Hugo Ekitike, namun laga tersebut juga memunculkan sejumlah catatan penting.
Catatan itu mulai dari ketidakpuasan pribadi sang striker meski mencetak brace, cedera Joe Gomez yang kembali mengganggu stabilitas lini belakang, peran Mohamed Salah yang tetap krusial di tengah situasi sensitif jelang AFCON, hingga meningkatnya urgensi Liverpool untuk mempertimbangkan transfer bek tengah pada bursa Januari.
Ekitike datang ke laga ini dengan beban emosional dari hasil imbang 3-3 melawan Leeds United pekan sebelumnya, pertandingan di mana dia mencetak dua gol pertamanya dalam satu laga untuk Liverpool tetapi gagal berujung kemenangan.
Melalui media sosial, penyerang asal Prancis itu menyampaikan kekecewaan atas hasil tersebut, meski tetap menegaskan kebanggaan atas brace perdananya bersama Liverpool, yang juga mengakhiri puasa gol delapan laga.
Sepekan berselang, Ekitike kembali mencetak dua gol di Liga Inggris, kali ini dalam laga yang berujung kemenangan, namun ekspresi kelelahan dan frustrasi saat ditarik keluar pada menit ke-78 menunjukkan bahwa kepuasan belum sepenuhnya dia rasakan.
Gol pembuka tercipta hanya 46 detik setelah kick-off, ketika Ekitike memanfaatkan sundulan Joe Gomez dan melepaskan tembakan keras, menjadikannya gol tercepat Liverpool sejak 2019.
Gol kedua lahir setelah satu jam pertandingan berjalan, saat dia memenangi duel udara dan menyambut sepak pojok Mohamed Salah dengan sundulan tajam ke gawang Brighton.
Usai laga, Ekitike mengakui bahwa dia sebenarnya mengejar hat-trick dan merasa kesempatan itu ada, namun menerima kenyataan bahwa dua gol tetap menjadi kontribusi positif bagi tim.
Secara statistik, kontribusinya sangat mencolok dengan tujuh percobaan tembakan, jumlah yang lebih dari dua kali lipat pemain lain di lapangan, serta efektivitas sempurna dari dua tembakan tepat sasaran.
Di babak pertama saja, Ekitike nyaris menambah gol melalui tembakan hasil cutback Gomez, peluang dari backheel Florian Wirtz, dan sebuah voli yang melenceng tipis.
Setelah jeda, dia juga hampir mencetak gol individu spektakuler usai merebut bola, melewati dua pemain bertahan, lalu melepaskan tembakan yang kembali melebar tipis.
Performa tersebut membuat suporter beberapa kali menyanyikan namanya, dan sambutan berdiri saat dia digantikan menjadi penegasan bahwa ini adalah penampilan paling lengkapnya sejak bergabung.
Dengan total 10 gol dari 23 laga di semua kompetisi, termasuk tujuh dari 15 penampilan Liga Inggris, Ekitike kini menjadi pencetak gol terbanyak Liverpool musim ini, tepat ketika Salah akan meninggalkan tim sementara untuk Piala Afrika.
Cedera Gomez dan Dilema Lini Belakang
Di balik kemenangan, cedera Joe Gomez kembali menimbulkan kekhawatiran serius bagi Liverpool, terutama mengingat sejarah panjang masalah fisik yang dialami bek tersebut.
Gomez sebenarnya memulai laga dengan positif, mencatat assist untuk gol cepat Ekitike, sekaligus melanjutkan tren penampilan yang mulai stabil setelah menunggu hampir 11 bulan untuk kembali menjadi starter Liga Inggris.
Namun, seperti yang kerap terjadi ketika dia mulai menemukan ritme, cedera kembali memaksanya meninggalkan lapangan sebelum babak pertama usai.
Situasi ini memperumit kondisi Liverpool yang sudah kekurangan opsi di lini belakang, dengan Conor Bradley menjalani skorsing dan Jeremie Frimpong masih dalam tahap pemulihan.
Arne Slot sebelumnya mengeluhkan keterbatasan pemain fit, dan potensi absennya Gomez berisiko menyisakan Liverpool dengan hanya dua bek tengah senior yang tersedia.
Absennya Giovanni Leoni akibat cedera ACL jangka panjang serta Wataru Endo yang juga menepi semakin mempersempit pilihan, membuat rumor ketertarikan terhadap Marc Guehi kembali terasa relevan.
Dalam konteks ini, kemenangan atas Brighton justru mempertegas bahwa kebutuhan akan tambahan bek tengah bukan lagi wacana jangka panjang, melainkan kebutuhan mendesak.
Pendapat Kami
Kemenangan ini menegaskan bahwa Ekitike layak menjadi pusat proyek lini depan Liverpool ke depan, tetapi cedera Gomez kembali mengingatkan bahwa performa menyerang tidak akan cukup jika fondasi pertahanan terus rapuh, sehingga langkah aktif di bursa Januari tampak lebih sebagai keharusan daripada pilihan.