Gilabola.com – Arsenal memasuki musim baru dengan ambisi yang sangat besar setelah mengeluarkan sekitar Rp 5,6 Triliun pada bursa transfer musim panas.
Nama-nama seperti Viktor Gyokeres, Noni Madueke, Eberechi Eze, Martin Zubimendi hingga Piero Hincapie resmi bergabung, menambah kekuatan lini depan, lini tengah, hingga lini belakang.
Bagi Mikel Arteta, investasi tersebut adalah bagian dari upaya serius untuk mengakhiri penantian panjang meraih gelar Liga Inggris yang terakhir kali mereka dapatkan pada musim 2003/04.
Dalam keterangannya, Arteta menyebut bahwa strategi belanja yang agresif memberikan Arsenal peluang terbaik untuk memenangkan trofi musim ini.
Dia juga menegaskan bahwa keberhasilan mendatangkan pemain top adalah bukti bahwa klub kini kembali menjadi destinasi utama di sepak bola Eropa. Menurutnya, para pemain kini lebih memilih Arsenal dibanding klub lain karena merasa daya tarik tim semakin kuat.
Target Trofi dan Ekspektasi Baru
Sejak dilatih Arteta pada 2019, Arsenal perlahan berubah dari tim papan tengah menjadi pesaing serius gelar juara. Tiga musim terakhir mereka selalu finis sebagai runner-up Liga Inggris.
Tentu saja itu sesuatu yang menurut Arteta memperlihatkan konsistensi sekaligus meningkatkan ekspektasi. Dia menilai bahwa jika sudah tiga kali berada di posisi kedua, maka tujuan berikutnya hanya satu: menjadi juara.
Arteta juga menekankan bahwa proyek yang dia bangun sejak awal memang bertujuan membawa Arsenal ke level elite. Dia menyebut bukan hanya soal memenangkan laga, tetapi juga menciptakan identitas permainan yang jelas, mengubah budaya dalam klub, serta menularkan semangat baru kepada para pendukung.
Dengan semua langkah itu, dia percaya Arsenal kini berada di jalur yang tepat untuk memenangkan trofi besar, baik di Liga Inggris maupun di pentas sepak bola Eropa.
Liga Champions Jadi Ujian Pertama
Ujian pertama dari proyek besar ini akan datang ketika Arsenal menghadapi Athletic Club di laga pembuka Liga Champions. Musim lalu, mereka sempat melaju hingga semifinal sebelum dihentikan Paris Saint-Germain dengan agregat 3-1.
Arteta mengaku bahwa salah satu penyebab kegagalan itu adalah kondisi skuat yang tidak lengkap karena badai cedera. Dia menilai bahwa untuk bisa meraih gelar, setiap tim membutuhkan pemain terbaiknya dalam kondisi bugar pada momen-momen penting.
Arteta menyebut bahwa di musim sebelumnya, absennya pemain kunci seperti Gabriel, Kai Havertz, Gabriel Jesus, hingga Bukayo Saka membuat peluang Arsenal menipis. Karena itu, dia menekankan pentingnya kedalaman skuat dan kesehatan pemain sepanjang musim ini.
Arteta juga menambahkan bahwa level kompetisi sepak bola saat ini berada di titik yang belum pernah ada sebelumnya. Baginya, faktor kecil seperti satu aksi dalam sebuah pertandingan bisa menentukan apakah tim akan menjadi juara atau tidak.
Oleh karena itu, dia mengingatkan bahwa Arsenal harus terus bermain dengan semangat, lapar akan kemenangan, dan disiplin dalam setiap latihan maupun pertandingan.
Dengan tambahan amunisi baru dan ekspektasi yang semakin tinggi, Arsenal kini menatap musim 2025/26 dengan tekad untuk tidak sekadar bersaing, tetapi benar-benar mengangkat trofi yang telah lama mereka rindukan.