Gilabola.com – Manchester United kembali dikaitkan dengan bek muda Everton, Jarrad Branthwaite, yang pernah menjadi target utama mereka pada musim panas tahun lalu.
Meski saat itu dua tawaran mereka, termasuk yang tertinggi senilai Rp 1,1 Triliun, ditolak oleh Everton, nama Branthwaite tetap berada di radar Old Trafford hingga kini. Dengan kontraknya yang masih tersisa dua tahun, Branthwaite dianggap sebagai investasi jangka panjang yang menjanjikan di lini belakang.
Sementara itu, situasi internal Everton menambah lapisan kerumitan tersendiri. David Moyes, manajer yang baru kembali menangani klub tersebut, dilaporkan masih ragu melepas bek asal Carlisle itu.
Absennya James Tarkowski yang tengah menjalani pemulihan cedera hamstring membuat stok bek tengah Everton menjadi terbatas. Bahkan, pada laga terakhir musim ini melawan Newcastle, Moyes harus mengandalkan Michael Keane dan James O’Brien sebagai duet di jantung pertahanan.
Ketertarikan Manchester United kepada Branthwaite tidak surut, bahkan mereka disebut bersedia menaikkan tawaran di atas Rp 1,1 Triliun. Tapi kehadiran Chelsea dalam persaingan ini bisa membuat negosiasi menjadi lebih rumit.
Klub asal London itu dikabarkan tengah memantau situasi dan siap menyodorkan tawaran untuk Branthwaite, yang disebut-sebut makin terbuka pada peluang bergabung dengan tim yang bermain di Liga Champions.
Chelsea Ulangi Gerakan Cepat Seperti Kasus Delap
Situasi ini mengingatkan banyak fans bola pada apa yang terjadi baru-baru ini, ketika Chelsea berhasil merebut Liam Delap dari incaran Manchester United. Delap, yang tampil gemilang bersama Ipswich, sudah dijadwalkan menjalani tes medis di Stamford Bridge usai klausul rilisnya sebesar Rp 661 Miliar diaktifkan oleh The Blues.
Keputusan sang pemain untuk memilih Chelsea diyakini sangat dipengaruhi oleh kehadiran mereka di Liga Champions musim depan. Kini, hal serupa bisa terjadi pada kasus Branthwaite.
Pada musim panas lalu, pemain berusia 22 tahun itu dikabarkan menolak pindah ke klub yang tidak berkompetisi di Eropa. Kini, dengan United gagal lolos ke Liga Champions akibat kekalahan dari Tottenham di final Liga Europa dan hanya finis di posisi ke-15 Premier League, kondisi tersebut kembali terulang.
Sebaliknya, Chelsea berhasil memastikan tempat mereka di kompetisi antarklub paling elit Eropa setelah menang atas Nottingham Forest di pekan terakhir Premier League.
Di tengah tekanan itu, Ruben Amorim memilih untuk tetap berpikir positif. Dia menyampaikan bahwa absennya Manchester United dari Liga Champions bisa saja memberi keuntungan tersendiri.
Menurutnya, jadwal yang tidak padat akan memungkinkan tim memiliki lebih banyak waktu untuk berlatih taktik, mempersiapkan diri, dan membentuk fondasi yang kuat untuk masa depan. Dia menyebut bahwa kondisi itu bisa menjadi kesempatan untuk membangun ulang tim tanpa tekanan dari jadwal Eropa yang padat.