Jamie Vardy, striker Leicester City, menegaskan bahwa usia bukanlah hambatan bagi karier sepak bolanya. Di usianya yang hampir 38 tahun, Vardy masih tampil gemilang di Premier League, bahkan berhasil mencetak gol penyeimbang yang mengamankan satu poin untuk Leicester saat melawan Tottenham Hotspur.
Meskipun sudah memasuki tahap akhir karier yang biasa bagi pesepak bola profesional, Vardy percaya dirinya masih bisa memberikan tantangan bagi para bek lawan hingga usianya mencapai empat puluh tahun.
Vardy, yang akan berusia 38 tahun pada Januari mendatang, tidak menunjukkan tanda-tanda penurunan performa. Dalam pertandingan melawan Tottenham, dia dengan sigap menyundul bola untuk menyamakan kedudukan di awal babak kedua.
Menariknya, Vardy sebetulnya tidak diharapkan untuk bermain karena cedera lutut yang dideritanya selama pramusim. Namun, kegigihannya untuk tetap berada di lapangan dan memberikan kontribusi terbaiknya menunjukkan betapa pentingnya peran Vardy bagi Leicester City.
Gol yang dicetaknya ke gawang Tottenham menambah koleksi gol Vardy pada pekan pembuka Premier League menjadi delapan, menjadikannya salah satu pemain tertua yang mencetak gol di pertandingan pembukaan kompetisi.
Hanya Mohamed Salah yang memiliki catatan gol lebih banyak di hari pembukaan dengan total sembilan gol. Vardy juga tercatat sebagai pencetak gol tertua kedua di hari pertandingan pertama, hanya kalah dari Teddy Sheringham yang mencetak gol untuk West Ham pada usia 39 tahun pada 2006.
Dalam wawancara usai hasil imbang Leicester melawan Tottenham, Vardy menyatakan bahwa dia tidak terlalu memikirkan usianya dan lebih fokus pada bagaimana menjaga kondisinya agar tetap prima.
“Saya benar-benar melihat usia hanya sebagai angka,” ujarnya. Dia menambahkan bahwa selama kakinya masih terasa baik sebelum latihan dan pertandingan, dia akan terus berjuang di level tertinggi.
Vardy mengungkapkan bahwa dia tidak melakukan perubahan besar dalam rutinitas latihannya, tetapi sangat memperhatikan proses pemulihan tubuhnya. Menurutnya, menjaga diri sendiri dalam proses pemulihan adalah hal yang sangat penting.
Di rumahnya, Vardy telah memasang ruang untuk krioterapi, sebuah metode yang menggunakan suhu rendah untuk mempercepat penyembuhan dan pemulihan otot. Metode ini membantu Vardy untuk pulih lebih cepat setelah pertandingan atau latihan yang intens.
Dia juga menjelaskan bahwa rutinitas pemulihannya melibatkan pijat, krioterapi di kolam renang, peregangan, dan waktu yang dihabiskan di sauna serta tenda oksigen. Semua ini dilakukan untuk memastikan bahwa tubuhnya tetap dalam kondisi terbaik dan siap menghadapi tantangan di lapangan.
Manajer Leicester, Steve Cooper, mengapresiasi komitmen dan profesionalisme Vardy yang tetap berlatih meski cedera. Cooper menyebut Vardy sebagai pemain utama di Leicester, yang selalu siap memberikan yang terbaik untuk tim.
“Dia pemain utama di sini dan dia merasa tidak enak karena kami akan bermain tanpa penyerang senior, jadi dia datang menemui saya dan menyatakan dirinya bugar,” ungkap Cooper.
Menurut Cooper, meskipun Vardy sudah berada di tahap akhir kariernya di usia 37 tahun, dalam hal kebugaran dan kecepatan, Vardy masih termasuk dalam kategori teratas di timnya.