Gila Bola – Tiga gol hebat dari James Ward-Prowse, Jarrod Bowen dan Michail Antonio mampu menjatuhkan Brighton kembali ke bumi setelah skuad Roberto De Zerbi itu mencatatkan dua kemenangan. Hebatnya lagi, semua itu dicapai dengan hanya 19 persen penguasaan bola oleh West Ham!
Sebuah strategi permainan yang cerdik dihadirkan oleh sang juara Liga Konferensi Europa tersebut. David Moyes memerintahkan anak buahnya untuk membiarkan Brighton menguasai bola, lalu mencuri peluang dari serangan-serangan balik.
Tuan rumah unggul dominasi bola sampai 84 persen selama 45 menit pertama! Menyisakan hanya 16 persen bagi tim tamu. Namun satu gol terjadi selama paruh pertama permainan di Amex Stadium ini. Babak kedua, penguasaan bola West Ham naik sedikit menjadi 26% dan dua dari tujuh percobaan berhasil menjadi gol!
Ini merupakan contoh paling jelas bagi mereka yang membela teori bahwa mazhab dominasi bola sudah tamat di dunia sepak bola. Tidak ada lagi masa depan. Dengan dominasi hanya 19 persen saja selama 90 menit, tiga gol terjadi dari 11 percobaan gol dan enam serangan tepat sasaran.
Hasil akhir pertandingan Minggu dinihari (27/8) ini pasti Anda sudah tahu. Skor 1-3 bagi kemenangan tim tamu the Hammers, yang merupakan kemenangan kedua dari tiga pertandingan pertama mereka di musim baru Liga Inggris.
James Ward-Prowse Terasa Seperti Pembelian yang Murah
Sang pencetak gol itu didatangkan dari Southampton pada 14 Agustus lalu dengan harga 574 Miliar rupiah dan kini terasa seperti sebuah pembelian yang sangat murah!
Dalam laga Liga Inggris sebelum ini, ketika the Hammers membunuh Chelsea dengan skor 3-1, JWP julukan si pemain memberi dua assist.
Malam ini ketika mereka menang 1-3 di sarang si Burung Camar, ia berlari dalam waktu tiga detik dari garis setengah lapangan ke tengah kotak penalti lawan untuk menjemput assist dari Michail Antonio guna menjadi gol pertamanya bagi the Hammers.
Lihat fotonya di atas. Saat Antonio mencuri bola dari satu pemain Brighton di sisi lapangan, JWP masih berada di dekat garis setengah lapangan. Tiga detik kemudian ia sudah berdiri di tengah-tengah kotak penalti dan sedetik kemudian melepaskan serangan first-time yang gagal diamankan kiper Bart Verbruggen.
Padahal saat David Moyes hendak mendatangkan Ward-Prowse, ia perlu bertengkar dulu dengan pihak direksi klub yang lebih suka timnya mendatangkan pemain murah dari liga-liga lain di Eropa, misalnya Ukraina atau Portugal. Waktu itu bahkan nasib Moyes berada di bawah ancaman pemecatan karena sikapnya yang keras kepala.
Beruntung Moyes bersikukuh mendatangkan JWP dan kini sang pemain 28 tahun itu sudah menyumbangkan dua assist pada kemenangan atas Chelsea dan satu gol saat menghabisi Brighton.
Bart Verbruggen Stopper yang Malang Asal Anderlecht
Kebobolan tiga gol pada malam debutnya bukan sesuatu yang diharapkan penjaga gawang Belanda, yang baru saja dibeli dari klub Belgia, Anderlecht ini. Stopper asal Belanda itu duduk di bangku cadangan untuk dua laga pertama dan baru dimainkan malam ini menggantikan Jason Steele.
Dan sang kiper 21 tahun ini hanya bisa menendang tiang gawang dengan penuh rasa jengkel saat kebobolan gol kedua oleh Jarrod Bowen, serta pasrah duduk di atas lapangan dengan kaki split seperti pemain balet, setelah kemasukan gol ketiga dari Michail Antonio.
Gol balasan Brighton datang sembilan menit sebelum laga berakhir dari Pascal Gross, pemain asal Jerman yang musim lalu mencetak 9 gol dan menyumbangkan 8 assist.