Gilabola.com – Penghargaan Socrates, yang akan diserahkan dalam upacara Ballon d’Or 2024, adalah bentuk apresiasi bagi para pesepakbola yang menunjukkan dedikasi mereka terhadap kemanusiaan.
Penghargaan ini pertama kali diberikan pada 2022 oleh France Football sebagai bagian dari komitmen mereka untuk mengakui pemain yang berdampak positif tidak hanya di lapangan, tetapi juga di masyarakat melalui kegiatan sosial.
Tahun ini, pada 28 Oktober, penerima ketiga Penghargaan Socrates akan diumumkan, yang akan menjadi momen penting dalam rangkaian penghargaan Ballon d’Or.
Siapa Socrates?
France Football menamai penghargaan ini untuk menghormati legenda sepak bola Brasil, Socrates Brasileiro Sampaio de Souza Vieira de Oliveira, atau lebih dikenal sebagai Socrates.
Meski awalnya mungkin terkesan seperti mengacu pada tokoh filsuf terkenal, nama ini merujuk pada salah satu gelandang terhebat di dunia sepak bola. Socrates mewakili Brasil sebanyak 60 kali antara tahun 1979 dan 1986, termasuk sebagai kapten pada Piala Dunia 1982.
Di dalam lapangan, dia dikenal karena gaya permainannya yang anggun dan kehebatannya dalam mengatur serangan. Bagi para fans sepak bola, dia adalah “otak” dari tim Brasil yang ikonis.
Di luar lapangan, Socrates adalah sosok yang vokal dalam isu-isu sosial. Sebagai aktivis, dia terlibat dalam gerakan Demokrasi Korintus pada 1980-an yang menentang pemerintahan militer Brasil.
Gerakan ini menjadi simbol perjuangan bagi demokratisasi di Brasil, memperjuangkan hak-hak sipil dan kebebasan berekspresi yang saat itu terkekang. Sosoknya mencerminkan tekad untuk membawa perubahan positif bagi masyarakat melalui kekuatan sepak bola.
Penghargaan Socrates diserahkan kepada pemain yang terlibat dalam inisiatif sosial yang berdampak luas, termasuk promosi integrasi sosial, perlindungan lingkungan, hingga bantuan untuk korban konflik.
Pada 2022, adik Socrates, Rai, yang juga mantan pemain internasional Brasil, menyatakan bahwa saudara kandungnya sangat percaya pada kekuatan olahraga untuk membawa perubahan bagi masyarakat. Rai menegaskan bahwa Socrates meyakini sepak bola dapat digunakan untuk menciptakan dunia yang lebih adil.
Pemenang Sebelumnya
Pemenang pertama Penghargaan Socrates adalah Sadio Mane, mantan bintang Liverpool yang saat ini berkarir di Arab Saudi. Mane mendapat penghargaan ini atas kontribusi besarnya di kampung halamannya, Senegal.
Dia membangun fasilitas rumah sakit umum dan membantu mendanai pembangunan sekolah-sekolah di desanya, Bambali. Mane juga mendukung upaya pemerintah dalam memerangi pandemi Covid-19 melalui bantuan finansial untuk Komite Nasional Senegal.
Saat menerima penghargaan di Paris, Mane menyampaikan rasa syukurnya dan mengatakan bahwa dia tidak suka membicarakan kontribusinya secara berlebihan, tetapi dia berusaha semaksimal mungkin untuk membantu masyarakat di negaranya.
Vinicius Junior, bintang Brasil, adalah pemenang kedua Penghargaan Socrates pada 2023. Dikenal atas dedikasinya dalam mempromosikan pendidikan dan integrasi sosial di Brasil, dia mendirikan proyek-proyek yang bertujuan mengembangkan kemampuan anak-anak dan remaja dari komunitas kurang mampu.
France Football memilih para penerima penghargaan ini melalui tim juri yang terdiri dari Rai, perwakilan dari France Football, serta pemimpin organisasi Perdamaian dan Olahraga yang berbasis di Monaco.
Penghargaan Socrates menjadi simbol bagi para pemain yang tidak hanya sukses di lapangan tetapi juga berkomitmen untuk memberi dampak positif di luar sepak bola.
Dengan penghargaan ini, France Football tidak hanya menyoroti kehebatan dalam olahraga, tetapi juga nilai kemanusiaan dan upaya perbaikan sosial yang dilakukan oleh para pesepakbola di seluruh dunia.
Sejauh ini, belum ada nominasi yang jelas soal siapa yang akan bersaing untuk memenangkan penghargaan ini, karena memang berbeda dengan penghargaan lain yang menghitung prestasi olahraga yang lebih mudah dilihat, Socrates Award diberikan berdasarkan aksi sosial yang nyata.