Site icon Gilabola.com

Apa Saja yang Bisa Kita Pelajari Dari Kemenangan Liverpool atas SV Darmstadt 98?

Apa Saja yang Bisa Kita Pelajari Dari Kemenangan Liverpool atas SV Darmstadt 98?

Gila Bola – Ada banyak hal yang bisa kita pelajari dari kemenangan Liverpool atas klub Bundesliga SV Darmstadt 98, tadi malam. Satu, merupakan pelajaran pahit soal gegenpressing Jurgen Klopp. Lainnya, Luis Diaz tidak tergantikan di dalam skuad utama tim.

The Reds menang 3-1 atas tim promosi yang baru musim ini kembali ke divisi satu Bundesliga. Laga Selasa dinihari pada tanggal keberuntungan 8/8 ini berlangsung di lokasi netral Deepdale Stadium di kota Preston.

Tiga gol tim merah dicetak secara berturut-turut oleh Mohamed Salah, kemudian Diogo Jota dan terakhir aksi akrobatik Luis Diaz, seperti bisa Anda lihat dari foto di atas. Kita mulai dari pelajaran pahit Liverpool lebih dulu.

Liverpool Telanjangi Diri Sendiri, Perlihatkan Kelemahan Mereka

Gol balasan Darmstadt pada menit ke-10 mengekspose kelemahan utama Liverpool yang akan ditonton dengan penuh minat oleh musuh-musuh Liga Inggris mereka menjelang dimulainya musim baru kompetisi.

Hal ini sebenarnya sudah pernah kita bahas sebelum ini, yakni setelah kekalahan 3-4 melawan Bayern Munchen pada 2 Agustus kemarin. Tetapi rupanya Klopp tidak kapok-kapok serta mengulanginya lagi dan lagi.

Pertahanan tinggi the Reds di setengah lapangan lawan, sistem gegenpressing yang diterapkan Klopp dan memberi mereka sukses trofi pada musim-musim lalu, sudah tidak cocok lagi digunakan oleh tim merah ini.

Darmstadt tengah menguasai bola di dekat kotak penalti mereka, ditekan oleh sejumlah pemain tim merah, tetapi tekanan yang dilakukan Luis Diaz setengah hati, dengan si bundar lolos sampai ke Braydon Marvin Manu di pinggir lapangan.

Ia dan para pemain biru-putih itu pasti sudah menyimak tayangan Liverpool vs Bayern Munchen lima hari sebelumnya, perihal bagaimana juara Bundesliga tersebut mencetak gol pertama, kedua, dan keempat. Seluruhnya dengan cara melambungkan bola ke belakang para pemain terakhir the Reds.

Si pemain Ghana mengulanginya. Begitu menerima bola dari rekannya, ia melepaskan sepakan first-time ke belakang tiga pemain terakhir Reds yang berdiri di dekat garis setengah lapangan: Trent Alexander-Arnold, Ibrahima Konate dan Virgil Van Dijk.

Mathias Honsak sudah berlari masuk dan lolos dari jebakan offside begitu melihat si bundar dioperkan ke Marvin Manu. Sebagai akibatnya Trent tertinggal sekitar satu detik di belakangnya. Konate dan Van Dijk terlihat tambun dan terlalu lamban, hanya joging saat mundur mengejar bola. Gol balasan terjadi pada menit 10.

Kelebihan Liverpool, Dua Dari Tiga Gol Terjadi Melalui Sepak Pojok

Gol dari bola-bola mati juga merupakan keunggulan pasukan Jurgen Klopp musim-musim sebelumnya. Dominik Szoboszlai menjadi penendang sepak pojok untuk dua kesempatan itu. Yang pertama disundul Luis Diaz, dibelokkan Van Dijk dan disambar Mo Salah dari jarak sangat dekat menjadi gol pertama.

Untuk gol ketiga, Szoboszlai mengirim bola ke tiang dekat dan Luis Diaz melompat sembari memantulkan bola dengan sisi luar kakinya, melambungkan bola ke bagian atas dan menipu kiper Marcel Schuhen yang terpaku. Mungkin untuk pertama kalinya ia melihat model gol semacam itu.

Gol Luis Diaz ini akan membuat si pemain Kolombia masuk skuad utama tim untuk laga perdana musim baru di kandang Chelsea. Kecerdikannya untuk mencetak gol tidak tertandingi.

Sementara itu gol kedua merupakan pemikiran cepat Mo Salah saat melihat kiper Schuhen dalam tekanan dan mengirim si bundar ke bek Christoph Zimmermann, mencuri bola dari kakinya dan meneruskan ke Diogo Jota yang mencongkel bola ke atas kiper yang malang.

Gol Menit 10 Darmstadt Akan Ditonton Musuh-musuh Liverpool

Liverpool tidak bisa berharap terus menerus kebagian bola mati atau sepak pojok untuk menang. Mereka perlu memperbaiki sistem gegenpressing, atau menambah jumlah pemain muda usia, semuda Trent Alexander-Arnold, yang masih memiliki stamina dan kegigihan untuk mundur secara cepat, meskipun gagal mencegah gol Mathias Honsak tersebut.

Jika tidak, maka Liverpool tidak usah bermimpi meraih gelar juara Liga Inggris 2023/24. Mereka akan berkali-kali dipermalukan musuh-musuh Premier League mereka dengan cara yang sama seperti Darmstadt mencetak gol balasan menit ke-10 tersebut.

Exit mobile version