
Gilabola.com – Arsenal kembali menelan kekalahan dalam laga pramusim mereka, kali ini takluk 2-3 dari Villarreal di Emirates Stadium.
Meskipun hasil ini menyisakan sejumlah pekerjaan rumah bagi Mikel Arteta, penampilan gemilang pemain muda Max Dowman menjadi secercah harapan bagi The Gunners.
Nicolas Pepe Tunjukkan Taji, Gyokeres Butuh Waktu
Di tengah harapan publik akan performa cemerlang Viktor Gyokeres, justru Nicolas Pepe yang mencuri perhatian lebih awal. Pemain yang pernah dianggap sebagai pembelian gagal Arsenal itu mencetak gol pembuka pada menit ke-17, memperlihatkan ketajaman yang lebih unggul dibanding Gabriel Martinelli yang tampil kurang menggigit.
Meski begitu, Gyokeres tetap menunjukkan potensi besar. Hanya dalam 30 detik pertama, striker asal Swedia itu membuat pendukung tuan rumah bersorak ketika ia menusuk kotak penalti dengan kecepatan dan kekuatan, walau peluangnya belum membuahkan gol.
Penyerang baru senilai £63,7 juta itu terlihat memiliki atribut fisik dan mental yang dibutuhkan Arsenal. Ia rajin menekan pertahanan lawan dan kiper Villarreal tanpa memberi ruang bernapas. Namun sayangnya, ia tidak mendapatkan cukup peluang maupun ruang untuk benar-benar membuktikan ketajamannya.
Lini Depan Masih Belum Padu, Pertahanan Rapuh
Mikel Arteta masih harus memutar otak untuk menyatukan trio lini depan Martinelli, Saka, dan Gyokeres. Kurangnya koordinasi antar pemain membuat Arsenal kesulitan menciptakan peluang berarti.
Sementara itu, Villarreal tampil efektif dan efisien. Mereka membuka keunggulan sebelum menggandakan skor lewat gol jarak dekat dari Etta Eyong. Christian Norgaard sempat memperkecil ketertinggalan lewat sundulan dari sepak pojok—yang juga menjadi gol perdananya untuk Arsenal.
Namun, mantan striker Tottenham, Arnaut Danjuma, kembali membuat pendukung Arsenal bungkam dengan gol ketiga bagi Villarreal, memanfaatkan celah di lini belakang tuan rumah yang masih belum solid.
Max Dowman, Permata Baru dari Hale End
Masuk di menit ke-60, Max Dowman langsung membuat perbedaan nyata. Pemain muda berusia 15 tahun itu memukau penonton dengan teknik dribbling yang tajam, kontrol bola yang sempurna, serta kepercayaan diri yang tinggi. Aksi eksplosifnya di kotak penalti menghasilkan penalti yang berhasil dikonversi Martin Odegaard menjadi gol kedua Arsenal.
Meski masih terlalu muda untuk tampil di Liga Champions (baru bisa tampil setelah ulang tahun ke-16), Dowman sudah terlihat siap untuk debut di Premier League. Jika melihat rekam jejak Arteta yang memberi debut kepada Ethan Nwaneri di usia 15 tahun dan 181 hari, bukan tidak mungkin Dowman akan segera menyusul.
Sayangnya, posisi Dowman di lapangan sama dengan idolanya, Bukayo Saka. Persaingan di sayap kanan akan sangat ketat, namun pemain muda ini jelas merupakan aset masa depan yang menjanjikan bagi klub.