Gilabola.com – Dulu Gareth Southgate dan sekarang Lee Carsley menghadapi tantangan dalam meramu strategi terbaik untuk mengakomodasi potensi penyerang Inggris, khususnya memasukkan talenta-talenta muda seperti Jude Bellingham, Phil Foden, dan Cole Palmer.
Dengan cederanya Harry Kane, Carsley mengambil kesempatan untuk mencoba pendekatan baru dalam laga melawan Yunani, di mana ketiga pemain berbakat ini dimainkan secara bersamaan tanpa adanya penyerang tradisional.
Sayangnya, hasilnya tidak sesuai harapan, dengan Inggris kalah 2-1 di Wembley. Hal ini menimbulkan pertanyaan: bagaimana sebenarnya Inggris dapat memaksimalkan peran Bellingham, Foden, dan Palmer?
Formasi 4-2-3-1
Salah satu formasi yang bisa digunakan Inggris adalah 4-2-3-1, di mana ketiganya bisa beroperasi di belakang seorang penyerang. Jika Harry Kane kembali dari cederanya, dia bisa menjadi penyerang utama, sedangkan Ollie Watkins bisa menjadi opsi cadangan jika Kane absen.
Dalam skema ini, Palmer bisa bermain di sayap kanan, Foden di kiri, dan Bellingham sebagai gelandang serang atau nomor 10. Namun, mereka juga dapat saling bertukar posisi untuk menciptakan variasi serangan yang lebih dinamis.
Menariknya, Palmer sering bermain di sayap kanan untuk Chelsea, sementara Bellingham menunjukkan kemampuannya sebagai pemain serba bisa, bahkan kadang beroperasi dari sisi kiri bersama Real Madrid.
Foden, yang juga sering digunakan di posisi yang lebih luas, masih belum berhasil menunjukkan penampilan terbaiknya untuk Inggris, meskipun tampil luar biasa di level klub.
Alternatif 4-3-3
Selain 4-2-3-1, Inggris bisa menggunakan formasi 4-3-3, di mana Bellingham dan Palmer dapat bermain sebagai gelandang serang bersama Declan Rice yang lebih defensif.
Di depan, Foden dan Palmer dapat ditempatkan di sisi kanan dan kiri penyerang utama, seperti Kane atau Watkins. Skema ini memungkinkan lebih banyak fleksibilitas dalam rotasi posisi, di mana Bellingham dan Palmer bisa bergantian naik menyerang.
Meskipun formasi 4-3-3 memberikan ruang bagi kreatifitas pemain, tantangan utamanya adalah bagaimana Carsley bisa menyeimbangkan antara keinginan untuk menyerang dan menjaga kestabilan lini tengah. Hal ini sangat penting karena meskipun Palmer, Foden, dan Bellingham menawarkan banyak potensi menyerang, kekuatan pertahanan tetap menjadi prioritas.
Eksperimen Tanpa Penyerang
Selama laga melawan Yunani, Carsley sempat bereksperimen dengan strategi tanpa penyerang tradisional, mengandalkan Bellingham sebagai false nine. Namun, eksperimen ini gagal memberikan hasil yang memuaskan.
Seperti yang diungkapkan oleh mantan kiper Tottenham, Paul Robinson, formasi false nine ini malah membuat Bellingham dan Foden saling mengganggu satu sama lain. Ketika tidak ada penyerang yang berfungsi sebagai target man, serangan Inggris kehilangan fokus.
Meskipun Bellingham terbukti mampu bermain sebagai false nine di Real Madrid, kondisi yang sama tidak dapat diterapkan begitu saja di tim nasional Inggris. Di Real Madrid, Bellingham dikelilingi oleh pemain-pemain seperti Vinicius Jr dan Rodrygo yang mendukung pergerakannya, sementara di Inggris, komposisi tim saat ini belum mendukung peran tersebut secara maksimal.
Potensi Formasi 4-4-2
Formasi lain yang mungkin dipertimbangkan adalah 4-4-2, di mana Foden dan Palmer bisa ditempatkan di sisi sayap, sementara Bellingham dapat mendukung dua penyerang di depan. Meskipun formasi ini lebih tradisional, Inggris perlu menyesuaikan permainan mereka untuk mengakomodasi gaya bermain modern yang lebih cepat dan dinamis.
Dalam hal ini, Bellingham bisa didorong lebih ke depan bersama Kane, menciptakan duet yang bisa saling melengkapi. Namun, pilihan ini juga datang dengan tantangan tersendiri, terutama bagaimana Carsley memastikan bahwa lini tengah tidak terlalu terbuka dengan hanya dua gelandang bertahan.
Dengan banyaknya opsi yang tersedia, tantangan utama bagi Inggris adalah menemukan keseimbangan antara memanfaatkan potensi ofensif yang dimiliki dan tetap menjaga kekuatan pertahanan.
Carsley telah menunjukkan keberaniannya untuk bereksperimen, namun kegagalan dalam laga melawan Yunani menunjukkan bahwa masih ada banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.
Jika Inggris ingin memaksimalkan potensi pemain muda berbakat seperti Bellingham, Foden, dan Palmer, mereka harus menemukan formula yang tepat dalam hal formasi dan strategi. Apakah itu melalui formasi 4-2-3-1, 4-3-3, atau bahkan 4-4-2, kunci keberhasilan terletak pada bagaimana Carsley dapat memadukan bakat-bakat ini tanpa mengorbankan kestabilan tim.