Site icon Gilabola.com

Banyak Menang Tapi Tetap Dibilang Gagal? Ini Kata Haaland Soal Musim Manchester City

Erling Haaland mendengarkan instruksi dari Pep Guardiola

Gilabola.com – Meski berhasil mencapai final Piala FA dan berada di jalur aman untuk mengamankan tiket Liga Champions, Manchester City tetap menilai musim ini sebagai kegagalan.

Hal ini disampaikan oleh striker The Citizens, Erling Haaland, yang merasa seluruh tim belum tampil cukup baik sepanjang musim dan membuat mereka menelan kekalahan dalam persaingan di Premier League dan Liga Champions.

Dalam wawancaranya dengan BBC Sport, Haaland menyebut bahwa musim ini terasa sangat berat. Dia merasa tidak nyaman karena terlalu sering mengalami kekalahan. Menurutnya, kekalahan bukan hanya tidak menyenangkan, tapi juga membosankan, dan karena itu mereka ingin menutup musim dengan mengangkat trofi.

Dia menyebut kebiasaan mencapai Wembley sebagai hal penting, dan menilai bahwa di tengah musim yang buruk, timnya masih mampu tampil di final adalah sebuah gambaran tersendiri.

Striker internasional Norwegia itu juga menekankan bahwa standar yang telah ditetapkan oleh Manchester City begitu tinggi setelah memenangkan empat gelar liga secara beruntun.

Maka, ketika mereka gagal merebut gelar kelima, musim itu langsung dianggap gagal. Dia juga mengakui bahwa performa di Premier League tidak cukup baik, meskipun masih berharap lolos ke Liga Champions.

Menghadapi Crystal Palace di final Piala FA nanti, Haaland menilai tim lawan sebagai klub yang sangat menyulitkan. Dia mengingat bagaimana mereka ditahan imbang 2-2 di Selhurst Park dan sempat dikejutkan oleh permainan cepat Palace di Etihad, meskipun akhirnya menang 5-2. Dia menyebut Palace sebagai tim berkualitas yang berbahaya di segala lini.

Cedera, Penurunan Performa, dan Harapan di Wembley

Secara individu, Haaland juga mengalami penurunan performa musim ini. Setelah mencetak 10 gol dalam lima pertandingan awal, termasuk dua hattrick beruntun melawan Ipswich dan West Ham, produktivitasnya menurun drastis.

Bomber timnas Norwegia itu hanya menambah 11 gol dari 23 laga liga berikutnya. Dengan catatan itu, Mohamed Salah berpeluang besar menjadi pencetak gol terbanyak musim ini.

Haaland mengakui bahwa ketidakstabilan tim menjadi penyebab utama kegagalan mereka. Menurutnya, tim tidak cukup konsisten dan gagal tampil maksimal di laga-laga besar.

Meski dilanda cedera sepanjang musim, dia menolak menjadikan itu alasan. Dia menyebut bahwa setiap pemain tidak tampil di level terbaik, dan karena itu hasil pertandingan pun tidak sesuai harapan.

Haaland sendiri sempat absen lebih dari sebulan akibat cedera pergelangan kaki yang dia alami dalam laga perempat final Piala FA melawan Bournemouth. Dia baru kembali dalam pertandingan imbang tanpa gol melawan Southampton.

Untuk mempercepat pemulihan, dia mengandalkan terapi infrared karena kurangnya sinar matahari di Inggris. Dia menilai bahwa sebagai pemain yang dibayar mahal oleh klub, usaha maksimal untuk pulih adalah kewajiban.

Dia menyebut cedera sebagai pengalaman yang mengerikan dan sulit disaksikan dari bangku penonton. Namun, dia memilih untuk fokus pada masa depan dan merasa sangat senang bisa kembali bermain, membawa energi baru ke dalam tim.

Di akhir musim ini, City juga akan melepas Kevin De Bruyne yang kontraknya habis. Haaland berharap sang gelandang bisa mengakhiri kariernya di klub dengan sebuah trofi. Dia mengaku sangat menikmati bermain bersama De Bruyne, menggambarkannya sebagai sumber umpan impian dan menyebutnya sebagai sosok yang tak tergantikan.

Haaland punya kenangan panjang dengan Wembley. Dia menyaksikan City juara di stadion itu saat masih berusia 13 tahun, duduk di samping ayahnya, Alf Inge. Kini, dia ingin sekali lagi merasakan kemenangan di stadion yang sama sebagai pemain.

Exit mobile version