Empat Alasan Mengapa Lee Carsley Tidak Mungkin Dapat Pekerjaan Pelatih Tetap Inggris

Gilabola.com Lee Carsley, yang saat ini menjabat sebagai manajer sementara Inggris, menghadapi tantangan besar dalam mengamankan posisi penuh waktu meskipun masa jabatannya yang singkat telah menunjukkan hasil yang memuaskan.

Dia ditunjuk pada Agustus 2024 setelah Gareth Southgate memutuskan mundur dari jabatannya sebagai pelatih Three Lions. Meskipun Carsley berhasil membawa Inggris meraih kemenangan penting di dua pertandingan Nations League, terdapat beberapa faktor yang mungkin menghambat langkahnya untuk mendapatkan posisi permanen sebagai manajer Inggris.

Salah satu alasan utama adalah kurangnya pengalaman Carsley di level tertinggi. Sebelum mengambil alih tim nasional Inggris, Carsley lebih banyak berperan di level junior, termasuk timnas Inggris U21 dan U20, serta beberapa klub Championship.

Pengalaman memimpin klub besar atau negara dalam turnamen besar bisa dianggap sebagai hal yang krusial, terutama bagi Inggris yang sangat menginginkan trofi utama setelah beberapa dekade penantian.

Menurut berbagai pihak, ketidakpastian akan kemampuannya mengelola tekanan besar di turnamen senior internasional mungkin menjadi alasan FA masih ragu untuk memberikan kepercayaan penuh kepadanya.

Selain itu, FA bisa saja mempertimbangkan pelatih dengan pengalaman lebih besar dan kredensial juara. Meskipun Carsley dianggap mampu membawa gaya permainan yang menarik dan lebih agresif dibandingkan gaya taktis Southgate yang sering dikritik, Inggris tetap membutuhkan seseorang yang bisa memimpin mereka meraih kemenangan dalam turnamen besar.

Banyak kandidat potensial yang memiliki rekam jejak lebih mengesankan, baik di level klub maupun internasional, seperti Jurgen Klopp, Pep Guardiola, atau Thomas Tuchel, yang semuanya pernah memenangkan trofi di level tertinggi.

Faktor lain yang bisa menghalangi Carsley adalah sejarah FA dalam menunjuk manajer asing. Sejak pertama kali FA menunjuk pelatih asing pada 2001, Eriksson dan Fabio Capello menjadi dua contoh.

Meskipun hasilnya tidak selalu ideal, FA kini kembali membuka peluang untuk mempekerjakan pelatih dari luar negeri. Keputusan ini mungkin memberikan tantangan besar bagi Carsley, yang meskipun tampil baik sejauh ini, tetap dianggap sebagai solusi sementara sampai proses perekrutan selesai.

Selain kandidat internasional, terdapat pula pesaing dari dalam negeri. Nama-nama seperti Eddie Howe dan Graham Potter telah muncul sebagai kandidat potensial, mengingat pengalaman mereka di Premier League dan pengelolaan tim-tim besar di Inggris.

Kedua pelatih tersebut memiliki lebih banyak pengalaman di level klub dan mungkin dianggap lebih siap untuk memimpin Inggris di panggung internasional.

Meskipun demikian, Carsley masih memiliki kesempatan untuk terus membuktikan kemampuannya dalam dua pertandingan Nations League berikutnya melawan Yunani dan Finlandia pada Oktober 2024.

Penampilannya dalam pertandingan tersebut akan menjadi penentu penting apakah FA bersedia mempertimbangkan dia sebagai kandidat utama atau akan tetap melanjutkan proses mencari pelatih kepala baru.

Namun, dengan adanya tekanan besar dari berbagai pihak untuk menunjuk manajer berpengalaman dan bertaraf internasional, Carsley mungkin harus berjuang lebih keras untuk mengamankan posisinya.

Meskipun performa Carsley sejauh ini positif, berbagai faktor di luar performa tim, seperti kurangnya pengalaman dan persaingan ketat dari pelatih-pelatih lain, menjadi tantangan besar baginya untuk menjadi pelatih tetap Inggris.