Site icon Gilabola.com

FA Diminta Tak Gegabah Perpanjang Kontrak Thomas Tuchel, Tunggu Hasil di Piala Dunia

Thomas Tuchel di konferensi pers timnas Inggris

Gilabola.com – Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) tengah mempertimbangkan untuk memperpanjang kontrak Thomas Tuchel sebagai pelatih timnas Inggris. Namun sejumlah pengamat mengingatkan agar keputusan tersebut tidak dilakukan tergesa-gesa.

Mereka menilai, kasus Fabio Capello pada 2010 seharusnya menjadi pelajaran penting sebelum FA memperpanjang masa kerja Tuchel.

Menjelang Piala Dunia 2010, FA menghapus klausul pemutusan kontrak Capello yang seharusnya berlaku setelah turnamen. Keputusan itu terbukti keliru, karena Inggris tampil mengecewakan dan tersingkir di babak 16 besar usai dikalahkan Jerman.

Setelah kekalahan tersebut, FA tidak bisa segera memutus kerja sama dengan Capello karena sudah terikat kontrak baru. Dia akhirnya mundur dua tahun kemudian, setelah perselisihan internal terkait pencopotan jabatan kapten dari John Terry.

Situasi inilah yang membuat banyak pihak meminta FA bersikap hati-hati dalam menangani kontrak Tuchel. Pelatih asal Jerman itu baru menjabat selama 18 bulan, dengan kontraknya akan berakhir setelah Piala Dunia tahun depan.

Tuchel Mengaku Betah, FA Diminta Bersabar

Dalam konferensi pers pengumuman skuad Inggris pekan lalu, Tuchel mengatakan bahwa dirinya merasa sangat menikmati pekerjaannya. Dia menilai melatih Inggris merupakan tantangan yang menyegarkan dan tidak menutup kemungkinan untuk bertahan lebih lama.

Namun, komentar tersebut dinilai sebagian kalangan terlalu dini untuk dijawab dengan perpanjangan kontrak. Mereka menilai bahwa FA sebaiknya menunggu hasil di turnamen besar sebelum mengambil langkah lebih jauh.

Selama ini, Tuchel mendapat bayaran sekitar Rp 2,2 Miliar per minggu untuk menangani laga-laga kualifikasi melawan tim seperti Andorra, Latvia, Albania, dan Serbia. Pekerjaan dengan tekanan rendah dan fleksibilitas tinggi disebut sebagai alasan mengapa Tuchel merasa sangat nyaman di posisinya.

Menurut para pengamat, wajar jika pelatih berpengalaman seperti Tuchel merasa bahagia dalam kondisi seperti itu. Namun, kebahagiaan belum tentu mencerminkan keberhasilan jangka panjang, terutama ketika tekanan di turnamen besar benar-benar datang.

Kolumnis olahraga Andy Dunn mengingatkan bahwa performa Inggris di bawah Tuchel sejauh ini belum benar-benar diuji. Lawan-lawan yang dihadapi selama kualifikasi tergolong lemah, sehingga sulit menilai kemampuan sesungguhnya dari tim asuhannya.

Dia mencontohkan bagaimana Capello dulu juga sukses besar di fase kualifikasi, menghadapi tim seperti Andorra, Kazakhstan, dan Ukraina. Namun saat menghadapi tantangan di panggung dunia, timnya gagal total di Afrika Selatan.

Tuchel dinilai berpotensi menghadapi situasi serupa saat membawa Inggris ke Piala Dunia di Amerika Serikat tahun depan. Bila performa tim stabil dan mencapai hasil maksimal, FA tentu memiliki alasan kuat untuk mempertahankan jasanya.

Namun jika Inggris gagal, FA akan terjebak dalam situasi yang sama seperti saat Capello masih memimpin. Karena itu, sejumlah pihak menilai perpanjangan kontrak baru sebaiknya hanya dibahas setelah turnamen selesai.

Saat ini, Tuchel dianggap sebagai pelatih yang kompeten dan cocok dengan karakter tim Inggris. Akan tetapi, pengalaman masa lalu membuktikan bahwa keputusan terlalu cepat dapat berujung bencana administratif dan finansial bagi FA.

Exit mobile version