Site icon Gilabola.com

FC St Pauli, Tim Sayap Kiri Anti Kapitalisme, Lolos ke 16 Besar DFB Pokal

FC St Pauli, Tim Sayap Kiri Anti Kapitalisme, Lolos ke 16 Besar DFB Pokal

Gila Bola – Lolosnya FC St Pauli ke 16 besar DFB Pokal merupakan salah satu yang tidak mengejutkan mengingat tim asal kota Hamburg itu menduduki posisi puncak klasemen divisi kedua Bundesliga. Siapa yang disingkirkan? Schalke di posisi ketiga dari buncit klasemen yang sama.

Schalke 04, tim yang selama beberapa musim terakhir sudah naik dan turun dari divisi teratas sepak bola Jerman, unggul lebih dulu saat pertandingan baru berjalan seperempat jam. Gol dilesakkan pemain asal Polandia Marcin Kaminski.

Namun sebuah pelanggaran awal babak kedua menyebabkan FC Pauli berhasil menyamakan skor sama kuat 1-1 melalui sepakan penalti Marcel Hartel.

Pertandingan St Pauli vs Schalke Harus Diteruskan ke Extra Time

Setelah itu terlihat jelas pertandingan harus dilanjutkan ke babak extra time setelah kedua tim tak bisa menemukan terobosan selama sisa permainan waktu normal.

Pada menit 102 extra time Johannes Eggestein menyundul bola dari tepi kotak ke arah tiang jauh yang tidak bisa diantisipasi kiper Ralf Fahrmann. Itu menjadi gol penentu kemenangan klub dengan nama lengkap Fußball-Club St Pauli von 1910 e.V. tersebut.

Secara umum St Pauli lebih unggul dalam hal dominasi bola selama 120 menit. Mereka melepaskan 20 kali percobaan gol dan delapan kali tepat sasaran. Termasuk sundulan Eggestein yang menjadi penentu kemenangan.

Die Königsblauen gagal mengimbangi dominasi bola itu, hanya memiliki 34 persen selama 120 menit, tujuh upaya gol saja dan dua yang terarah on target.

Lolosnya FC St Pauli Berpeluang Bawa Pesan di Luar Sepak Bola

St Pauli mendapatkan banyak dukungan di kalangan warga Hamburg, sebuah kota pelabuhan di sebelah utara Jerman.

Itu karena mereka merupakan sebuah klub bola yang unik, dengan banyak anggotanya berasal dari kalangan bawah dan miskin. Secara umum pandangan yang dibawa para suporter St Pauli adalah sosialis, anti kemapanan dan anti kapitalisme.

Fans yang datang ke stadion mengidentikkan diri sebagai buruh, kaum punk, anti fasis, anti rasis, kaum LGBT dan semacamnya.

Baru-baru ini seturut dengan meledaknya perang Israel kontra Hamas, mereka memasang spanduk yang condong membela kaum Yahudi, meneriakkan antisemitisme dan mendorong pembersihan rakyat Palestina dari unsur-unsur Hamas.

Exit mobile version