Site icon Gilabola.com

FIFA Turun Tangan, Piala Dunia Antar Klub Diwarnai Dugaan Rasisme pada Rudiger

Antonio Rudiger berbicara dengan wasit di Piala Dunia Antar Klub FIFA

Gilabola.com – Pertandingan bola antara Real Madrid dan Pachuca dalam ajang Piala Dunia Antar Klub FIFA diwarnai ketegangan tinggi setelah Antonio Rudiger menuduh dirinya menjadi korban pelecehan rasial.

Rudiger, yang masuk sebagai pemain pengganti menggantikan Trent Alexander-Arnold, terlibat konfrontasi dengan kapten Pachuca, Gustavo Cabral, di menit akhir pertandingan.

Real Madrid unggul tiga gol ketika bek asal Jerman itu masuk ke lapangan di Bank of America Stadium. Meskipun bermain dengan 10 orang sejak menit ketujuh akibat kartu merah untuk Raul Asencio, tim asuhan Xabi Alonso tetap mampu mendominasi pertandingan.

Gol-gol dari Jude Bellingham, Arda Guler, dan Federico Valverde memastikan kemenangan atas klub asal Meksiko tersebut. Namun atmosfer berubah tegang ketika Rudiger bersitegang dengan Cabral di masa injury time.

Sang wasit, Ramon Abatti, melakukan isyarat menyilangkan tangan di dada — tanda awal dalam protokol anti-diskriminasi FIFA — setelah mendengar aduan dari Rudiger. Insiden itu memicu penyelidikan resmi yang kini sedang dilakukan FIFA.

Tak Ada Toleransi untuk Rasisme

Setelah pertandingan, pelatih Madrid Xabi Alonso menegaskan bahwa Rudiger telah menyampaikan tuduhannya dengan jelas. Alonso mengatakan bahwa pihaknya mempercayai Rudiger dan menekankan pentingnya sikap tanpa toleransi terhadap tindakan rasis.

Dia juga menyampaikan bahwa FIFA telah mengambil alih penanganan kasus tersebut dan pihak klub menyerahkan sepenuhnya proses investigasi kepada otoritas sepak bola dunia itu.

Sementara itu, bek internasional Jerman itu disebutkan oleh media sebagai sangat marah dan langsung mendekati wasit untuk menyampaikan aduan.

Dalam laporan Daily Mail, sumber dari dalam stadion menyebutkan bahwa Cabral diduga melontarkan hinaan rasis terhadap Rudiger, meski sang kapten Pachuca membantah keras tuduhan tersebut.

Cabral bersikukuh bahwa ucapannya hanya berupa umpatan umum yang sering digunakan di Argentina dan tidak mengandung unsur rasial. Dia mengklaim telah menyebut Rudiger sebagai “cagon de mierd”, istilah kasar yang berarti “pengecut”, dan menyatakan bahwa itu bagian dari pertikaian biasa di lapangan.

Pelatih Pachuca, Jaime Lozano, mengaku belum mendengar langsung insiden tersebut dari pemainnya dan menambahkan bahwa selama ini tidak ada pemainnya yang dikenal terlibat kasus rasis.

Lozano menegaskan bahwa dia tidak akan membenarkan tindakan rasisme dalam bentuk apa pun, tetapi juga siap berbicara langsung dengan Cabral untuk mendapatkan klarifikasi.

Kasus ini menyoroti kembali komitmen sepak bola terhadap pemberantasan rasisme di lapangan, sebuah isu yang kian sering mencuat di berbagai kompetisi bola internasional.

Exit mobile version