Site icon Gilabola.com

Final Liga Europa: Laga Yang Menentukan Nasib Klub dan Pelatih MU dan Spurs

Ruben Amorim vs Ange Postecoglou di final Liga Europa

Ruben Amorim vs Ange Postecoglou di final Liga Europa

Gilabola.com – Segalanya akan dipertaruhkan saat Manchester United dan Tottenham Hotspur bentrok dalam final Liga Europa yang sarat gengsi di Estadio de San Mamés, Bilbao, pada Rabu malam waktu setempat.

Laga ini bukan sekadar penentuan juara, tetapi juga peluang terakhir bagi kedua klub Inggris ini untuk menyelamatkan musim yang penuh kegagalan.

Pemenang partai puncak akan meraih tiket emas menuju Liga Champions musim depan, kompetisi yang menjanjikan prestise, pemasukan besar, serta daya tarik bagi pemain top.

Sebaliknya, yang kalah tak hanya kehilangan trofi, tetapi juga harus menghadapi kenyataan pahit tanpa sepak bola Eropa dan berbagai rekor buruk yang mencoreng sejarah klub.

Musim ini, baik United maupun Spurs sama-sama terpuruk di papan bawah Premier League. United duduk di peringkat ke-16 dengan rekor kekalahan terbanyak dalam sejarah mereka di era Premier League—18 kekalahan.

Sementara itu, Tottenham berada satu tingkat di bawah mereka dan mencatat 21 kekalahan, juga yang terbanyak dalam sejarah klub.

“Kami tahu musim ini jauh dari kata cukup baik untuk klub dan standar kami,” ujar bek United, Harry Maguire.

Final yang Menentukan Nasib Klub dan Pelatih

Tottenham, yang terakhir kali mengangkat trofi pada 2008, melihat laga ini sebagai kesempatan emas mengakhiri puasa gelar yang sudah berlangsung lebih dari 15 tahun.

Bahkan para manajer sekelas Pochettino, Mourinho, dan Conte gagal mempersembahkan trofi, dan kini harapan itu jatuh ke tangan Ange Postecoglou, pelatih yang dikenal sering juara di tahun keduanya di klub-klub sebelumnya.

“Klub ini punya pemain kelas dunia, punya manajer kelas dunia. Tapi ada sesuatu yang harus berubah,” kata Postecoglou yang berharap bisa membawa angin segar dalam sejarah panjang kekecewaan Spurs.

Di kubu United, meski era kejayaan pasca-Ferguson belum kembali, mereka tetap konsisten meraih trofi. Jika menang, ini akan menjadi trofi ketiga berturut-turut setelah juara Piala Liga 2023 dan Piala FA 2024.

Namun di bawah pelatih baru Ruben Amorim, performa United justru makin menurun, dengan 14 kekalahan dari 26 laga liga.

“Europa League saja tidak cukup. Kami seharusnya ada di Liga Champions,” ujar Amorim. “Itu adalah jalan terbaik untuk mengembalikan kami ke puncak, bukan sekadar trofi Liga Europa.”

Liga Champions: Jalan Keluar dari Krisis

Partisipasi di Liga Champions bukan hanya tentang gengsi, tetapi juga pemasukan finansial besar. Musim lalu, Real Madrid meraih hampir $154 juta dari turnamen ini, dan musim ini total hadiah meningkat jadi $2,7 miliar.

United, yang kini menghadapi pengurangan anggaran dan pemangkasan staf di bawah pemilik baru Jim Ratcliffe, sangat membutuhkan suntikan dana semacam itu.

Sementara Spurs berharap raihan trofi bisa menjadi titik balik dalam proses panjang membangun ulang skuad dan mentalitas klub.

Kedua tim memang terpuruk di liga, tetapi memiliki peluang aneh dan luar biasa untuk langsung melompat ke panggung terbesar Eropa hanya dengan satu kemenangan di Bilbao.

Dalam final yang lebih dari sekadar final, hanya satu yang bisa keluar sebagai penyelamat musim. Yang kalah akan tenggelam lebih dalam ke jurang krisis.

Exit mobile version