Site icon Gilabola.com

Gaji 1 Triliun Nggak Dibayar, Mbappe Tuntut PSG Dieliminasi dari Liga Champions

Kylian Mbappe tampak dari belakang di laga Arsenal vs Kylian Mbappe

Gilabola.com – Hubungan antara Kylian Mbappe dan Paris Saint-Germain kini semakin panas. Setelah bertahun-tahun menjadi bintang utama di Parc des Princes, Mbappe kini terlibat sengketa hukum besar dengan mantan klubnya itu.

Permasalahan yang awalnya bersifat internal kini telah merembet ke ranah publik dan pengadilan. Pemain yang kini membela Real Madrid tersebut menuduh PSG belum membayar gaji selama tiga bulan terakhir masa kontraknya, termasuk satu bagian terakhir dari bonus loyalitas.

Total jumlah yang diklaim mencapai Rp 1 Triliun lebih. Tim hukum Mbappe, dipimpin oleh Delphine Verheyden, mengonfirmasi bahwa mereka telah secara resmi membawa kasus ini ke pengadilan sipil di Paris.

Verheyden menyebut bahwa proses ini sudah berjalan sejak Februari 2024 dan selama itu pula PSG disebut belum memenuhi kewajibannya. Dia menjelaskan bahwa Mbappe bergabung dengan PSG pada musim panas 2017 dan menandatangani kontrak yang kemudian diperpanjang pada 2022.

Menurutnya, kontrak itu telah dijalankan dengan benar, tetapi pembayaran tidak dilakukan sepenuhnya. Langkah hukum terbaru yang diambil oleh pihak Mbappe adalah penyitaan dana secara preventif dari rekening bank PSG.

Tindakan ini dimaksudkan untuk ‘membekukan’ jumlah yang disengketakan hingga sidang digelar pada 26 Mei mendatang. Pihak pengadilan telah memberikan otorisasi atas langkah ini, menurut salah satu pengacara Mbappe lainnya, Thomas Clay.

Libatkan UEFA

Pengacara Kylian Mbappe, Delphine Verheyden, dalam konferensi pers kasus gugatan Mbappe di Paris, Prancis

Yang membuat sengketa ini semakin merembet ke arena sepak bola Eropa adalah ketika tim hukum Mbappe melibatkan UEFA. Mereka meminta agar Federasi Sepak Bola Prancis (FFF) memberi tahu UEFA bahwa PSG telah gagal memenuhi kewajiban pembayaran kepada pemain.

Hal ini penting karena, menurut regulasi UEFA, klub yang memiliki tunggakan pembayaran bisa terancam kehilangan lisensi untuk bermain di Liga Champions.

Seorang juru bicara UEFA mengatakan bahwa bila otoritas Prancis mengeluarkan putusan final yang menyatakan adanya tunggakan, maka klub harus segera melunasi pembayaran tersebut. Jika tidak, mereka bisa dinyatakan melanggar aturan financial fair play.

Reaksi PSG

Di sisi lain, PSG tetap menyatakan bahwa mereka terbuka untuk penyelesaian damai, meskipun mereka mengkritik tindakan Mbappe yang dianggap penuh itikad buruk.

Dalam pernyataan yang dirilis kepada media Prancis dan dikutip oleh Marca, PSG mengungkapkan bahwa mereka bingung mengapa sang pemain tidak membawa sengketa ini ke Conseil des Prud’hommes, pengadilan ketenagakerjaan yang menurut mereka lebih berwenang.

Pihak PSG juga menegaskan bahwa mereka percaya telah ada kesepakatan verbal antara Mbappe dan klub terkait pelepasan bonus sebagai bagian dari proses reintegrasinya ke tim utama musim lalu.

Namun, tim hukum sang pemain membantah keras adanya kesepakatan semacam itu dan menyatakan bahwa PSG belum menunjukkan bukti apapun mengenai klaim tersebut.

Mbappe sendiri masih menjadi pemain dengan rekor gol terbanyak sepanjang sejarah PSG, mencetak 256 gol selama berseragam merah-biru. Namun, akhir kisahnya di klub ibu kota Prancis itu tampaknya jauh dari manis.

Setelah memutuskan tidak memperpanjang kontraknya pada musim panas 2023, dia dikeluarkan dari tur pramusim dan harus berlatih bersama pemain cadangan.

Tak hanya soal gaji, tim hukum Mbappe juga bersiap melayangkan gugatan atas tuduhan pelecehan dan perlakuan tidak menyenangkan yang diterima sang pemain di bulan-bulan terakhirnya di klub.

Bahkan, ibu penyerang internasional Prancis itu turut melayangkan laporan hukum terkait pelecehan daring yang diterima keluarga mereka selama konflik berlangsung.

Dengan semua jalur hukum yang sudah ditempuh, situasi ini menjadi perbincangan hangat di dunia sepak bola. Tak hanya soal uang, tapi juga menyangkut reputasi dua pihak besar: sang pemain bintang dan salah satu klub paling berpengaruh di Eropa.

Exit mobile version