Gilabola.com – Inter Miami, yang datang ke Hard Rock Stadium sebagai “tuan rumah” dan bintang utama pembuka FIFA Club World Cup 2025, harus puas dengan hasil imbang 0-0 melawan Al Ahly. Hasil ini menjadi pukulan bagi harapan mereka untuk bersaing di panggung global yang baru ini.
Meski dipimpin oleh Lionel Messi, Inter Miami justru sering kali kewalahan menghadapi juara Liga Champions Afrika asal Mesir tersebut. Al Ahly tampil lebih terorganisir, agresif, dan bahkan mendominasi atmosfer stadion yang dipenuhi oleh suporter mereka, menjadikan pertandingan terasa seperti tandang bagi tim MLS itu.
Disergap Intensitas Al Ahly
Sejak awal laga, tempo permainan khas MLS yang dibawa Inter Miami langsung terbukti terlalu lambat untuk turnamen ini. Para pemain Al Ahly dengan cepat memanfaatkan celah demi celah dari permainan ceroboh Miami.
Dalam delapan menit pertama, duet Trezeguet dan Emam Ashour sudah menciptakan peluang berbahaya. Beruntung bagi Miami, kiper Oscar Ustari tampil gemilang sepanjang laga, termasuk menyelamatkan tendangan penalti Trezeguet di menit ke-41 setelah tekanan tak henti-henti dari tim Mesir menghasilkan pelanggaran di kotak terlarang.
Miami juga harus mengandalkan kartu kuning untuk menghentikan serangan balik Al Ahly, dengan Tomás Avilés dan Federico Redondo masing-masing menerima kartu karena pelanggaran taktis. Bahkan, Fray beruntung tak diusir keluar lapangan setelah melakukan pelanggaran keras kedua di area berbahaya.
Messi Mengambil Alih, Tapi Tak Cukup
Pelatih Javier Mascherano mengakui di jeda pertandingan bahwa timnya perlu lebih baik dalam transisi dan penguasaan bola. “Kami kehilangan bola, kadang tidak terorganisir. Mereka sangat berbahaya,” ujarnya kepada DAZN.
Masuk babak kedua, Inter Miami mulai menunjukkan peningkatan. Messi lebih banyak menyentuh bola dan mengatur ritme. Ia bahkan nyaris mencetak gol lewat tendangan bebas rendah yang menipu ribuan penonton, karena menyentuh jaring bagian belakang luar gawang.
Namun, gol yang ditunggu tak kunjung datang. Meski permainan lebih seimbang di paruh kedua, kedua tim akhirnya harus berbagi angka. Hasil ini tidak menguntungkan bagi keduanya, mengingat Grup A juga dihuni oleh Porto dari Portugal dan Palmeiras dari Brasil — dua lawan berat lainnya.
