Inggris Berisiko Dilarang UEFA Bermain di Euro Akibat Rencana Regulasi Sepak Bola

Inggris menghadapi ancaman larangan berpartisipasi di ajang Euro jika rencana pembentukan Regulator Sepak Bola Independen oleh pemimpin Partai Buruh, Sir Keir Starmer, diteruskan.

Peringatan ini datang dari UEFA, badan pengatur sepak bola Eropa, yang menyoroti potensi intervensi pemerintah dalam sepak bola yang dikhawatirkan melanggar aturan internasional.

Dalam surat yang dikirim kepada Sekretaris Kebudayaan Inggris, Lisa Nandy, UEFA menyatakan bahwa pemerintah tidak seharusnya terlibat langsung dalam pengelolaan sepak bola.

Surat tersebut juga menyebut bahwa langkah pemerintah untuk membentuk regulator baru yang mengawasi lima liga teratas di Inggris dianggap mengancam independensi sepak bola. UEFA menegaskan bahwa kemandirian sepak bola adalah elemen krusial yang harus dipertahankan.

Rencana pembentukan Regulator Sepak Bola Independen (IFR) sendiri dirancang untuk meningkatkan tata kelola sepak bola di tingkat profesional, yang dianggap banyak pihak mengalami berbagai masalah serius.

Jika regulator ini benar-benar dibentuk, klub-klub Inggris berpotensi dilarang mengikuti kompetisi internasional seperti Liga Champions dan UEFA Europa League, serta tim nasional Inggris dilarang berkompetisi di ajang Euro.

Meski demikian, Departemen Kebudayaan, Media, dan Olahraga (DCMS) menegaskan bahwa pembentukan regulator baru tidak akan mempengaruhi keterlibatan Inggris dalam Euro 2028 yang akan diselenggarakan di Inggris dan Irlandia.

Seorang juru bicara DCMS menyampaikan bahwa tujuan utama dari RUU Tata Kelola Sepak Bola ini adalah untuk mengembalikan peran fans sebagai bagian inti dari permainan, serta memastikan bahwa sepak bola Inggris tetap berkelanjutan bagi masa depan komunitas sepak bola.

DCMS juga memastikan bahwa mereka akan segera menanggapi surat dari UEFA dan menegaskan bahwa sebelumnya tidak ada kekhawatiran serupa yang disampaikan oleh UEFA atau Asosiasi Sepak Bola terkait perkembangan undang-undang ini. Selama ini, pemerintah Inggris telah bekerja sama erat dengan FA dan UEFA dalam penyusunan regulasi tersebut.

Pemerintah Konservatif sebelumnya memang sempat gagal untuk meloloskan RUU Tata Kelola Sepak Bola ini karena adanya pemilihan umum pada Mei lalu, tetapi Partai Buruh menjanjikan bahwa rencana tersebut akan kembali dibahas jika mereka memegang kendali pemerintahan.

Sebagai catatan, masalah regulasi dan reformasi dalam dunia sepak bola ini dianggap penting oleh banyak pihak, mengingat kondisi finansial beberapa klub profesional di Inggris yang diklaim dalam keadaan kritis.

Kelompok kampanye seperti Fair Game sangat mendukung perombakan ini. Menurut CEO Fair Game, Niall Couper, sepak bola Inggris saat ini sangat membutuhkan reformasi keuangan karena banyak klub berada di ambang kebangkrutan.

Dengan mayoritas klub di EFL Championship mengalami kerugian yang besar, Couper menganggap langkah reformasi ini adalah kebutuhan yang tidak bisa dihindari. Oleh karena itu, pemerintah diharapkan tidak terpengaruh oleh berbagai tekanan yang mencoba menggagalkan inisiatif ini.

Meskipun UEFA telah menyampaikan kekhawatirannya, banyak pihak di Inggris percaya bahwa regulasi yang direncanakan oleh pemerintah akan membantu memperbaiki kondisi sepak bola di negara tersebut. Regulator baru ini diharapkan bisa menyeimbangkan antara kebutuhan bisnis sepak bola dan kepentingan fans, sekaligus menjaga stabilitas finansial klub-klub profesional.