Inilah Tiga Alasan Kenapa Carlo Ancelotti Bisa Sukses Bersama Timnas Brasil

Gilabola.com – Setelah meraih hampir semua trofi yang mungkin diraih di level klub, pelatih legendaris Carlo Ancelotti bersiap menghadapi tantangan baru: mengantarkan Brasil kembali berjaya di Piala Dunia.

Pada 26 Mei mendatang, Ancelotti resmi mengambil alih kursi pelatih Timnas Brasil, menggantikan Dorival Junior yang dipecat usai kekalahan telak 1-4 dari Argentina di Kualifikasi Piala Dunia.

Ancelotti akan menjadi pelatih asing pertama yang memimpin Brasil di Piala Dunia, sebuah fakta yang menambah tekanan dan sorotan terhadap pria asal Italia tersebut. Namun, jika melihat rekam jejak dan karakteristiknya, ada tiga alasan kuat mengapa Ancelotti berpeluang besar mencetak sejarah baru bersama Selecao.

Kepribadian Tenang dan Kepemimpinan Humanis

Carlo Ancelotti bukan sekadar pelatih berprestasi. Ia adalah sosok yang dihormati karena ketenangan, kebijaksanaan, dan pendekatannya yang penuh empati terhadap pemain. Filosofi kepemimpinannya yang dituangkan dalam buku berjudul “Quiet Leadership” menjadi cerminan gaya manajemennya yang jauh dari dramatis dan penuh tekanan.

Dengan pengalaman menangani klub-klub besar seperti Real Madrid, Chelsea, Bayern Munich, hingga Paris Saint-Germain, Ancelotti telah membuktikan bahwa ia bisa mengelola ego para bintang dan tetap menjaga stabilitas ruang ganti. Hal ini sangat krusial dalam lingkungan tim nasional Brasil yang selalu diselimuti ekspektasi tinggi dan tekanan media yang luar biasa.

Bahkan legenda Brasil, Zico, pernah mengatakan:

“Ancelotti akan menjadi pilihan ideal karena semua orang, termasuk lawan, menghormatinya. Ia tahu bahwa pemain lebih penting dari taktik.”

Hubungan Erat dengan Generasi Emas Baru Brasil

Brasil tengah bersiap memasuki era baru. Dengan Neymar yang akan berusia 34 tahun saat Piala Dunia 2026 dan terus dibayangi cedera, perhatian kini beralih ke generasi muda seperti Vinícius Júnior, Rodrygo Goes, Eder Militão, dan Endrick — semuanya adalah pemain yang berkembang di bawah asuhan Ancelotti di Real Madrid.

Vinícius Júnior, yang dulu sering dicibir karena penyelesaian akhirnya yang buruk, kini menjelma menjadi salah satu pemain terbaik La Liga berkat bimbingan langsung dari Ancelotti.

Rodrygo dan Militão juga menjadi pilar penting Madrid di bawah kepelatihannya, memenangkan dua gelar Liga Champions.

Sementara Endrick, penyerang muda yang sudah mencetak gol untuk Brasil meski masih remaja, juga telah mencicipi atmosfer kompetisi elit bersama Madrid musim ini.

Keberadaan Ancelotti sebagai pelatih Brasil akan memperkuat chemistry dan kesinambungan permainan antara pemain-pemain muda ini di level klub dan tim nasional.

Tantangan Pribadi Terakhir: Juara Dunia

Tak banyak pelatih yang bisa menyamai pencapaian Carlo Ancelotti. Ia adalah satu-satunya pelatih yang pernah menjuarai lima liga top Eropa (Italia, Inggris, Jerman, Prancis, dan Spanyol). Ia juga telah meraih lima gelar Liga Champions, dua sebagai pelatih AC Milan dan tiga bersama Real Madrid, rekor terbanyak sepanjang sejarah.

Kini, satu-satunya trofi yang belum pernah ia raih sebagai pelatih adalah Piala Dunia. Menjadi juara dunia bersama Brasil—negara dengan sejarah paling bergengsi di kancah sepak bola—akan menjadi mahkota terakhir dalam karier emasnya.

Tantangan ini bukan hanya soal prestise, tapi juga ambisi pribadi untuk menutup perjalanan karier dengan sempurna. Setelah sempat dianggap keluar dari lingkaran elit saat melatih Everton pada 2019, Ancelotti membuktikan bahwa ia masih berada di puncak saat kembali ke Madrid pada 2021.

Kini, mata dunia akan tertuju padanya. Ancelotti bukan hanya membawa taktik dan pengalaman, tapi juga harapan besar untuk mengembalikan kejayaan Brasil yang terakhir juara dunia pada tahun 2002.