Jose Mourinho Datang Dengan Gaya di Benfica, Naik Ferrari Hadiah Roman Abramovich

Gilabola.com – Jose Mourinho akhirnya kembali ke Benfica, klub pertamanya sebagai pelatih, dengan kontrak dua tahun dan langsung membuat pernyataan tegas bahwa tak ada klub yang lebih memotivasinya dibanding menjadi pelatih Benfica.

Tiba dengan Gaya, Membawa Ferrari Hadiah Abramovich

Mourinho untuk pertama kalinya menginjakkan kaki di markas latihan Benfica, Seixal, dengan penuh gaya. Ia datang menggunakan Ferrari 612 Scaglietti, mobil mewah seharga sekitar Rp5 miliar yang merupakan hadiah dari Roman Abramovich pada 2007, enam bulan setelah dirinya dipecat dari Chelsea untuk pertama kalinya.

Ferrari klasik itu kini nilainya semakin tinggi di pasaran, seiring booming mobil koleksi. Hadiah mahal itu rupanya menjadi simbol rekonsiliasi, karena enam tahun kemudian Mourinho kembali ke Chelsea dan memenangkan gelar Premier League ketiganya di Stamford Bridge.

Di hadapan media dan para penggemar, Mourinho mengaku emosional tetapi menegaskan dirinya mampu mengendalikan perasaan. Ia berkata, “Saya pelatih salah satu klub terbesar di dunia. Tidak ada klub lain yang memotivasi saya lebih dari Benfica. Janjinya jelas: saya akan hidup untuk Benfica, untuk misi ini.”

Kritik untuk Fenerbahce dan Versi Baru Mourinho

Kembalinya Mourinho ke Benfica terjadi setelah periode tanpa trofi di Fenerbahce. Ia tak menutupi bahwa keputusannya ke Turki adalah sebuah kesalahan, meski tetap memberikan segalanya hingga hari terakhir. “Saya salah memilih, tapi tak menyesal. Melatih Benfica adalah kembali ke level saya,” tegasnya.

Lebih jauh, pelatih berusia 62 tahun itu mengaku kini datang dengan versi yang berbeda dari dirinya di masa lalu. Ego yang dulu besar, katanya, kini jauh lebih kecil. Mourinho menegaskan dirinya tak lagi fokus pada diri sendiri, melainkan pada kebahagiaan fans Benfica. “Saya bukan yang penting. Benfica-lah yang penting. DNA klub ini adalah menang, dan saya sepenuhnya mengidentifikasi diri dengan budaya itu,” ujarnya.

Tak heran jika kepulangannya disambut meriah. Mourinho mengaku merinding saat melihat fans Benfica turun ke jalan dengan antusias. Meski sudah 25 tahun berada di level tertinggi, ia mengatakan masih bisa tersentuh oleh dukungan luar biasa itu.

Bukan Pulang karena Nostalgia

Mourinho menolak anggapan bahwa keputusannya kembali ke Benfica hanyalah soal nostalgia. Hanya tiga minggu setelah dipecat Fenerbahce, ia langsung menyambut tawaran Benfica tanpa ragu. “Jika ada yang bertanya, siapa pelatih yang bisa menolak Benfica? Bukan saya,” ucapnya.

Karier Mourinho sendiri mulai melejit setelah meninggalkan Benfica pada 2000. Bersama Porto, ia menorehkan sejarah dengan memenangkan dua gelar liga, Piala UEFA, dan puncaknya Liga Champions 2004—satu-satunya klub di luar lima liga top Eropa yang bisa juara dalam 30 tahun terakhir.

Kini, di usianya yang matang, Mourinho membawa ambisi untuk menghidupkan kembali kejayaan Benfica yang saat ini masih berada di belakang Porto di klasemen Primeira Liga.

IKLAN