Gilabola.com – Tottenham gagal maksimalkan peluang melawan Frankfurt di leg pertama perempat final, Harapan Liga Europa kini akan menjadi taruhan berat!
Spurs tampil dominan namun tumpul di depan gawang. Frankfurt pulang dengan senyum lebar, sementara Postecoglou harus menyesali keputusan terlambat.
Tottenham Hotspur harus puas dengan hasil imbang yang terasa seperti kekalahan saat mereka menjamu Eintracht Frankfurt dalam leg pertama perempat final Liga Europa. Dalam laga yang penuh peluang namun minim penyelesaian klinis, Spurs justru membiarkan sang tamu mencuri keunggulan psikologis menjelang leg kedua.
Meski berhasil bangkit dari ketertinggalan awal lewat gol Pedro Porro, penampilan tajam Kaua Santos, kiper cadangan Frankfurt berusia 21 tahun, menggagalkan mimpi Tottenham untuk meraih kemenangan penting di kandang.
Kaua Santos Jadi Tembok Tak Tertembus
Tottenham punya banyak momen untuk mencetak gol, namun Kaua Santos tampil luar biasa. Menggantikan Kevin Trapp yang absen, ia melakukan lima penyelamatan krusial — termasuk mementahkan tembakan melengkung khas Son Heung-min, penalti tidak resmi James Maddison, dan sundulan mematikan Micky van de Ven.
Penampilan ini membuat Frankfurt pulang dengan rasa percaya diri tinggi. Sebaliknya, Spurs akan bertandang ke Jerman sebagai underdog.
Gol Cepat Frankfurt dan Respon Spurs
Laga dimulai dengan buruk bagi tuan rumah. Kesalahan di lini tengah membuat Hugo Ekitike mendapat ruang untuk mencetak gol lewat serangan balik cepat. Namun Spurs tak panik. Setelah peluang emas dari Lucas Bergvall membentur sudut gawang, tekanan terus diberikan hingga akhirnya Porro menyamakan kedudukan.
Stadion Tottenham pun bergemuruh, dengan atmosfer yang sempat menekan mental para pemain Frankfurt. Tapi setelah momen itu, laga mulai melambat.
Keputusan Terlambat Postecoglou
Momen kunci dalam laga ini mungkin bukan datang dari dalam lapangan, tapi dari bangku cadangan. Pelatih Ange Postecoglou memilih untuk menunda pergantian pemain meski terlihat bahwa Son dan Maddison kelelahan. Nama-nama seperti Pape Matar Sarr, Mathys Tel, dan Djed Spence baru masuk saat menit akhir — dan mereka terbukti membawa dampak positif.
Jika mereka dimasukkan lebih cepat, mungkinkah Spurs sudah unggul sebelum peluit akhir?
Dominasi Tanpa Hasil, Tren Berulang Musim Ini
Tottenham memang tampil dominan: penguasaan bola, kreasi peluang, dan intensitas serangan menunjukkan kualitas. Namun seperti musim-musim sebelumnya, masalah konsistensi dan penyelesaian akhir kembali jadi batu sandungan.
Postecoglou sendiri mengakui rasa frustrasinya.
“Saya sedikit frustrasi dengan hasilnya. Performa anak-anak sangat bagus. Kami kena gol awal, tapi merespons dengan baik. Kami mengenai mistar tiga kali — di hari lain kami bisa saja menang.”
Sayangnya, hari lain itu harus datang pekan depan. Jika tidak, musim Spurs bisa berakhir lebih cepat dari yang diharapkan.