
Gilabola.com – Timnas Italia memetik kemenangan dramatis 5-4 atas Israel pada kualifikasi Piala Dunia 2026, namun pelatih Gennaro Gattuso menilai timnya masih memiliki banyak pekerjaan rumah.
Mantan gelandang bertahan itu menyebut laga tersebut sebagai pertandingan paling gila yang pernah dia jalani sebagai pelatih, sembari menekankan bahwa Italia tidak boleh lagi kebobolan dengan cara yang terlalu mudah.
Kemenangan tipis ini datang hanya beberapa hari setelah debut manis Gattuso yang ditandai kemenangan telak 5-0 atas Estonia. Jika di laga pembuka Italia terlihat perkasa, maka duel melawan Israel memperlihatkan sisi rapuh yang perlu segera dibenahi.
Israel sempat unggul dua kali, pertama lewat gol bunuh diri Manuel Locatelli dan kemudian berkat sepakan Dor Peretz. Italia berhasil menyamakan kedudukan melalui dua gol Moise Kean, lalu berbalik unggul lewat sontekan Matteo Politano yang menerima assist back-heel dari Mateo Retegui.
Keunggulan 4-2 seolah memberi napas lega, namun Israel mampu bangkit dan menyamakan skor 4-4. Gol penentu akhirnya datang dari Sandro Tonali, meski lahir dari sebuah umpan silang yang melenceng.
Gattuso Soroti Pertahanan Italia
Gattuso mengatakan bahwa pertandingan tersebut benar-benar melelahkan baginya sebagai pelatih. Dia menilai timnya terlalu berani terus-menerus menyerang, sesuatu yang menurutnya dimanfaatkan Israel dengan serangan balik cepat. Dia mengakui Italia seharusnya bisa bertahan lebih dalam ketika unggul agar tidak kembali kecolongan.
Sejauh ini, Italia mencetak sepuluh gol dalam dua laga era Gattuso, tetapi kebobolan empat kali. Menurutnya, lini depan mampu memberi ancaman di setiap serangan, tetapi ketajaman itu tidak diimbangi dengan ketenangan dalam bertahan.
Dia menekankan bahwa kelemahan ini harus segera diperbaiki oleh dirinya dan staf kepelatihan, bukan hanya dibebankan kepada para pemain. Meski demikian, Gattuso tetap memberikan apresiasi atas mentalitas tim yang selalu mampu bangkit setelah tertinggal.
Baginya, reaksi cepat pemain saat menghadapi tekanan menunjukkan semangat dan karakter yang kuat. Namun, dia juga menegaskan bahwa soliditas tetap menjadi fondasi utama jika Italia ingin melangkah jauh di turnamen besar.
Peran Pemain Tengah dan Adaptasi
Selain membicarakan pertahanan, Gattuso menyinggung soal peran pemain tengah. Dia menyebut Sandro Tonali memiliki kualitas teknis lebih baik dibanding dirinya saat masih bermain, meskipun secara taktik Tonali masih butuh banyak belajar. Dia juga menyoroti kontribusi Locatelli dan Nicolo Barella yang terus berkembang bersama skuat.
Menurut Gattuso, para pemain muda itu masih dalam tahap pembelajaran dan saling membantu satu sama lain untuk memahami kebutuhan tim. Dia menekankan pentingnya keseimbangan antara pengalaman dan energi baru demi menghadapi jadwal padat sepak bola internasional.
Italia kini meraih enam poin dari dua laga dan berada di peringkat kedua klasemen grup kualifikasi Piala Dunia 2026, di bawah Norwegia. Gattuso menilai mentalitas para pemain sudah berada di jalur yang benar, tetapi pengalaman tambahan dan sedikit penyesuaian taktik akan membuat timnya lebih stabil.
Dia menutup pernyataannya dengan ucapan terima kasih kepada skuat atas delapan hari kerja keras, namun mengingatkan bahwa peningkatan kualitas tetap menjadi prioritas jika Italia ingin meraih prestasi penting.