Kemenangan Ballon d’Or 2024 Rodri, Era Baru Pengakuan untuk Gelandang Bertahan

Gilabola.comRodri dari Manchester City menorehkan sejarah dengan meraih Ballon d’Or pada Senin malam, mengalahkan dua pesaingnya dari Real Madrid, Vinicius Jr dan Jude Bellingham, yang masing-masing berada di posisi kedua dan ketiga. Pencapaiannya ini mengukuhkan gelandang bertahan asal Spanyol itu sebagai sosok sentral di balik kesuksesan klub dan negaranya.

Upacara Ballon d’Or yang digelar di Place du Chatelet, Paris, sempat menyita perhatian banyak orang, sementara Vinicius Jr dan Real Madrid menjadi sorotan karena absen dari malam penghargaan tersebut.

Menurut laporan, Vinicius, yang awalnya menjadi kandidat favorit, sudah mengetahui hasil akhir sejak siang hari dan memutuskan untuk tetap berada di Spanyol. Keputusan ini dianggap mencerminkan kekecewaannya, terutama mengingat bahwa gelar ini akan menjadi pencapaian besar bagi pemain Brasil tersebut.

Di sisi lain, Rodri dianggap sebagai sosok yang layak menerima penghargaan tersebut. Gelandang Manchester City ini mendapatkan dukungan dari berbagai tokoh sepak bola ternama seperti Thierry Henry, Frank Lampard, Fabio Capello, dan Toni Kroos. Kroos, khususnya, menilai bahwa kontribusi Rodri dalam mengontrol permainan sangat menonjol dan luar biasa.

Rekan setimnya, Rico Lewis, bahkan menyatakan bahwa gelar tersebut adalah sesuatu yang “mudah” untuk dimenangkan Rodri, mengingat pengaruhnya yang besar dalam mengawal lini tengah City dan Spanyol.

Dedikasi dan Konsistensi Rodri di Level Tertinggi

Rodri mengangkat trofi Piala Eropa

Konsistensi Rodri dalam penampilannya menjadi faktor kunci di balik penghargaan Ballon d’Or yang ia raih. Selama 18 bulan terakhir, dia hanya kalah dalam satu pertandingan klub, final Piala FA musim lalu, dan sukses membawa Spanyol meraih gelar juara Eropa setelah berhasil memenangi empat gelar liga berturut-turut bersama Manchester City.

Tanpa kecenderungan menonjolkan diri secara individu, Rodri justru memperlihatkan permainan yang konsisten dan tenang, mengendalikan ritme permainan dengan sempurna.

Bahkan manajer Manchester City, Pep Guardiola, yang sering kali menghindari bentuk penghargaan individu, mengakui peran besar Rodri di timnya. Guardiola menilai pemain berusia 28 tahun itu adalah sosok yang luar biasa dalam menjaga stabilitas di lapangan, terutama dengan keandalannya dalam mengatur permainan dan membawa tim keluar dari tekanan.

Absennya Madrid dan Pergeseran Kepemimpinan dalam Sepak Bola

Rodri dengan penghargaan MVP Liga Champions

Absennya Vinicius dan perwakilan Real Madrid di malam penghargaan tersebut memunculkan pernyataan resmi dari klub. Dalam pernyataannya, Real Madrid menyinggung ketidakpuasan terhadap hasil voting Ballon d’Or yang dianggap tidak menghormati prestasi pemain-pemain mereka.

Bahkan, menurut laporan, prediksi media Spanyol sudah memunculkan spekulasi bahwa Real Madrid tidak akan hadir karena Vinicius bukanlah pemenang penghargaan tersebut.

Meski demikian, kemenangan Rodri dianggap sebagai simbol perubahan dalam hierarki elit sepak bola dunia. Jika biasanya penghargaan seperti Ballon d’Or didominasi oleh sosok pemain yang menonjol dalam penyerangan, kini gelandang bertahan seperti Rodri berhasil membuktikan bahwa posisi dan kontribusi tak kasat mata juga layak mendapat apresiasi.

Rodri diakui bukan hanya menjalankan peran biasa seorang gelandang bertahan, melainkan menciptakan standar baru sebagai sosok pengendali di lapangan dengan kecerdasan dan ketenangan yang memukau.

Dengan berbagai prestasi gemilangnya, Rodri berhasil membawa gelar ini untuk pertama kalinya bagi seorang pemain Manchester City, sekaligus menjadi pemain Premier League pertama sejak Cristiano Ronaldo yang meraih Ballon d’Or pada 2008.

Bagi Rodri, ini menjadi bukti nyata bahwa pengakuan individu bisa datang dari konsistensi dan komitmen dalam peran apa pun di lapangan, tanpa perlu menonjolkan diri di atas rekan setim lainnya.