Penjaga gawang tim nasional Belgia Thibaut Courtois sangat kecewa dengan kegagalan tim nasionalnya melaju ke final dari UEFA Nations League dan menganggap laga perebutan tempat ketiga tidak berguna.
Sempat unggul 2-0 pada babak pertama, Belgia pada akhirnya harus menyerah 3-2 dari Prancis pada laga semifinal dari UEFA Nations League. Kekahalan tersebut tentunya memberikan kekecewaan mendalam bagi para pemain tim berjuluk Setan Merah tersebut tidak terkecuali bagi kiper mereka, Thibaut Courtois.
Penjaga gawang yang juga menjadi andalan dari Real Madrid itu mengungkapkan kepada Nieuwsblad di Belgia yang dilansir Football Italia bahwa timnya seharusnya tidak begitu saja membuat keunggulan. Namun, itulah yang terjadi karena anak asuhan dari Roberto Martinez tersebut kebobolan tiga gola setelah turun minum yang membuat keunggulan dua gol sebelumnya menjadi sia-sia.
Kegagalan melaju ke babak final tampaknya memang sangat memukul Courtois yang kini merasa mereka hanya melakukan hal yang sia-sia dengan bermain pada perebutan tempat ketiga. Sang kiper merasa bahwa bermain melawa Italia nanti tidak akan memiliki arti apapun karena mereka tidak bermain untuk sesuatu yang berarti jika dibandingkan dengan kesempatan meraih trofi.
Bagi mantan kiper Chelsea tersebut finis di tempat ketiga maupun ke empat bukanlah hal yang menarik bagi siapapun juga. Courtois menilai partai tersebut sebuah laga yang tidak bergun dan lebih terlihat sebagai pertandingan persahabatan sehingga membuatnya merasa heran mengapa mereka harus memainkan laga tersebut.
Memang dalam kejuaraan lainnya seperti Euro ataupun di Liga Champions, UEFA sudah tidak memberlakukan pertandingan perebutan tempat ketiga atau keempat tidak seperti di Piala Dunia. Namun, uniknya justru di Nations League otoritas sepak bola Eropa tersebut tetap menjadwalkan adanya partai tambahan bagi dua tim yang gagal melaju ke babak final.
Dengan format yang mereka buat sepertinya memang penentuan peringkat sedikit memiliki fungsi tetapi bagi para pemain jika mereka tidak bermain memperebutkan trofi hal tersebut tampaknya kurang berarti. Kekecewaan yang masih terasa karena gagal melaju ke final pastinya akan mendominasi emosi dari para pemain sehingga terkadang membuat pertandingan menjadi kurang atraktif.