Klub Sepak Bola Australia Digrebek Polisi Usai Dugaan Pengaturan Skor dan Narkoba

Gila Bola – Dunia sepak bola Australia digemparkan oleh penggerebekan yang dilakukan polisi terhadap klub Dandenong Thunder, sebuah tim semi-profesional yang berkompetisi di NPL 1 Victoria, tingkat tertinggi kompetisi negara bagian di bawah Premier League Australia.

Kasus ini melibatkan tuduhan pengaturan pertandingan yang melibatkan klub serta pelanggaran kepemilikan narkoba yang menyeret seorang pejabat klub.

Kepolisian Victoria mengonfirmasi bahwa Unit Intelijen Integritas Olahraga, bersama dengan satuan tugas Viper, melaksanakan penggerebekan di George Andrews Reserve, markas besar Dandenong Thunder, pada 11 Desember lalu.

Penggerebekan ini juga mencakup sejumlah rumah di sekitar Dandenong. Penyelidikan ini, menurut polisi, dilakukan untuk mengungkap dugaan aktivitas yang melibatkan hubungan antara klub dan tokoh-tokoh kejahatan terorganisasi.

Tuduhan dan Proses Hukum

 

Meski hingga saat ini belum ada tuduhan resmi terkait pengaturan pertandingan, seorang pria berusia 29 tahun didakwa atas pelanggaran narkoba. Dia dituduh menanam tanaman narkotika, memiliki obat-obatan terlarang, dan tidak mematuhi perintah untuk memberikan data dari perangkat penyimpanan.

Selain itu, seorang pria lain berusia 33 tahun juga menghadapi dakwaan kepemilikan narkoba. Kedua pria tersebut telah dibebaskan dengan jaminan untuk menghadiri sidang di Pengadilan Magistrat Melbourne.

Polisi juga menangkap seorang pria ketiga, berusia 44 tahun, yang kemudian dibebaskan sambil menunggu penyelidikan lebih lanjut. Detektif dari unit anti-geng dan korupsi olahraga terus melanjutkan investigasi terhadap dugaan kejahatan yang melibatkan klub sepak bola ini.

Pernyataan Resmi Klub

Logo Dandenong Thunder

Dalam tanggapannya, pihak Dandenong Thunder mengaku sangat prihatin atas tuduhan yang dikaitkan dengan klub mereka. Juru bicara klub menyatakan bahwa mereka tidak akan memberikan komentar lebih lanjut selama penyelidikan masih berlangsung.

Klub yang didirikan pada tahun 1970-an oleh komunitas migran Albania ini memiliki anggota mayoritas keturunan Albania, dan hingga kini tidak ada indikasi langsung bahwa pemain atau pelatih klub terlibat dalam aktivitas ilegal tersebut.

Kasus ini bukan pertama kalinya sepak bola Australia diwarnai dugaan pengaturan pertandingan. Sebelumnya, tiga pemain dari A-League ditangkap karena diduga terlibat dalam skema manipulasi skor saat membela Macarthur FC.

Salah satu nama yang muncul adalah mantan kapten Ulises Dávila, yang diduga memberikan uang kepada rekan setimnya untuk menerima peringatan sengaja selama pertandingan.

Keterlibatan Dávila dengan seorang tokoh kriminal asal Amerika Selatan juga menjadi bagian dari penyelidikan tersebut. Beberapa pemain yang terlibat, seperti Kearyn Baccus dan Clayton Lewis, telah diberhentikan sementara hingga proses hukum selesai.