Site icon Gilabola.com

Lionel Messi Ingin Buat Luis Enrique Telan Kata-Katanya dalam Pertarungan Piala Dunia Antar Klub

Lionel Messi di laga Inter Miami vs SE Palmeiras

Gilabola.com – Pertemuan antara Inter Miami dan Paris Saint-Germain dalam babak 16 besar Piala Dunia Antar Klub menjadi lebih dari sekadar pertandingan sepak bola.

Lionel Messi, yang kini menjadi ikon sepak bola Amerika Serikat bersama Inter Miami, akan menghadapi mantan klub yang pernah ia bela selama dua musim. Dalam masa itu, dia mencatatkan 32 gol dan 35 assist dalam 75 pertandingan.

Namun di balik angka-angka mengesankan tersebut, kebersamaan Messi dengan Paris Saint-Germain diwarnai kegagalan kolektif dan ketidaknyamanan personal.

Meskipun Messi menunjukkan kualitas luar biasa di atas lapangan, atmosfer di dalam tim PSG saat itu tidak mendukung terbentuknya kerja sama yang harmonis. Terlalu banyak nama besar, terlalu sedikit chemistry.

Bahkan isu-isu di luar lapangan, seperti kesulitan adaptasi keluarga Messi di Paris, turut memperkeruh situasi. Tak heran jika hubungan Messi dengan PSG berakhir dalam suasana dingin dan tanpa nostalgia berarti.

Kini, dua tahun setelah kepindahannya ke Inter Miami, Messi justru menemukan kembali pengaruh luar biasa. Dia tidak hanya memberikan gol-gol penting—termasuk tendangan bebas penentu kemenangan atas Porto—tetapi juga menjadi jantung pertumbuhan sepak bola Amerika.

Kehadirannya mendatangkan bintang lain seperti Luis Suarez dan Sergio Busquets, serta menjadi figur sentral bagi pemain muda seperti Benjamin Cremaschi yang mendapat nasihat langsung dari sang maestro.

PSG Favorit, Tapi Messi Punya Misi Pribadi

PSG datang ke laga ini sebagai favorit, dengan status klub terbaik Eropa musim lalu. Mereka mencetak kemenangan besar atas Atletico Madrid dan mengatasi Seattle Sounders, meski sempat terpeleset saat melawan Botafogo.

Di sisi lain, Inter Miami mengawali turnamen ini secara mengejutkan dengan hasil imbang tanpa gol kontra Al Ahly. Namun keberuntungan mulai memihak ketika Messi mencetak gol lewat eksekusi bola mati ke gawang Porto. Itu menjadi titik balik.

Kini, Inter Miami adalah wakil MLS terbaik di ajang ini. Lolosnya mereka ke fase gugur merupakan pencapaian tersendiri, membuktikan bahwa sepak bola Amerika tidak bisa lagi dipandang sebelah mata.

Di tengah euforia itu, terselip narasi pribadi: Messi yang ingin menunjukkan pada PSG—dan mungkin juga pada pelatih Luis Enrique—bahwa mereka salah menilai perannya.

Luis Enrique dalam beberapa kesempatan menyatakan bahwa timnya tak lagi bergantung pada nama besar. Komentar seperti itu tampaknya menjadi bahan bakar bagi Messi yang, meski telah berusia 38 tahun, masih bisa menjadi pemain paling menentukan di sebuah pertandingan besar.

Jika ia benar-benar berada “dalam mood”-nya, maka tidak ada pertahanan yang benar-benar aman, bahkan Paris Saint-Germain yang berstatus sebagai juara Eropa sekalipun.

Exit mobile version