
Gilabola.com – Mantan striker Manchester City, Jo, kembali ditangkap oleh polisi Brasil karena tunggakan nafkah anak sebesar Rp 693 Juta. Penangkapan ini berkaitan dengan proses hukum tahun 2024 dan memunculkan kembali konflik panjangnya dengan mantan kekasih, Maiara Quiderolly, yang selama ini menuduhnya sebagai ayah yang tidak bertanggung jawab.
Jo disebut memiliki delapan anak, enam di antaranya dari luar pernikahan, sehingga persoalan keluarga menjadi bagian besar dalam gejolak hidupnya setelah pensiun.
Penahanan dilakukan di Barra da Tijuca pada 18 November, ketika polisi menemukan Jo sedang menghadiri sebuah acara barbeque di sebuah kios makanan. Laporan setempat menjelaskan bahwa dia dibawa ke kantor polisi setelah surat perintah atas utang sebesar BRL 220.744,57 disahkan.
Belum ada konfirmasi resmi apakah utang tersebut terkait langsung dengan Maiara. Namun, nama perempuan itu kembali mencuat mengingat riwayat perselisihan mereka dalam beberapa tahun terakhir.
Penangkapan ini juga menambah daftar panjang kasus serupa yang menjerat mantan pemain Everton tersebut. Sebelumnya, dia sudah tiga kali ditahan karena tunggakan nafkah anak.
Pada tahun 2024, dia sempat ditangkap dua kali di Campinas dan Contagem atas masalah yang sama. Kala itu dia dibebaskan setelah melunasi kewajiban yang diperintahkan pengadilan.
Masih pada tahun yang sama, Jo juga disebut pernah diturunkan dari bus tim saat membela Amazonas, hanya beberapa menit sebelum pertandingan melawan Ponte Preta. Polisi menunggu kedatangannya untuk menegakkan perintah penahanan.
Tudingan Mantan Kekasih dan Konflik Berkepanjangan
Maiara Quiderolly, mantan selingkuhannya, kembali menarik perhatian publik karena pernyataannya pada insiden tahun 2024. Dia menyebut dalam sebuah video bahwa Jo merupakan ayah yang buruk dan tidak menjalankan kewajiban hukum secara benar.
Dia mengatakan bahwa pembayaran nafkah sering tidak tepat waktu dan jumlahnya tidak sesuai ketetapan pengadilan. Dia menggambarkan proses mendapatkan hak nafkah sebagai sesuatu yang melelahkan dan penuh konflik.
Pada kesempatan lain, Maiara juga menuliskan komentar yang menegaskan bahwa suatu waktu pihak yang dikejar bisa berubah menjadi pihak yang mengejar, mengacu pada penahanan Jo. Ungkapan itu menjadi sorotan karena menggambarkan perasaan frustrasinya selama ini.
Cerita tentang ketidakhadiran Jo dalam kehidupan anak mereka juga muncul kembali. Maiara pernah mengungkap bahwa Jo tidak menghadiri ulang tahun pertama putra mereka.
Dia bahkan menyebut bahwa sang anak telah mengetahui bahwa ayahnya jarang hadir, dan menganggap ketidakhadiran tersebut lebih baik daripada contoh buruk seorang ayah.
Maiara menjelaskan bahwa dirinya menghadapi tantangan besar sebagai ibu tunggal dan bahwa keterlambatan nafkah semakin memperberat situasi.
Hubungan mereka pernah ramai diberitakan ketika tes DNA pada akhir 2023 mengonfirmasi bahwa bayi tersebut benar adalah anak Jo. Kabar kehamilan pada 2022 sempat mengguncang pernikahan Jo dengan Claudia Silva.
Setelah itu, pasangan tersebut sempat berpisah sebelum akhirnya kembali bersama empat bulan kemudian. Namun, urusan hukum dengan Maiara tetap tidak pernah benar-benar selesai.
Karier dan Masa Kejatuhan
Jo dikenal publik Inggris setelah bergabung dengan Manchester City pada tahun 2008 dalam transfer senilai Rp 418 Miliar. Dia gagal memenuhi ekspektasi, hanya mencetak enam gol dalam 42 pertandingan.
Dia kemudian dipinjamkan ke Everton dan tampil lebih baik pada musim pertamanya, mencetak lima gol dalam 12 laga. Namun performanya kembali menurun di musim berikutnya.
Setelah itu, kariernya berkelana ke berbagai negara seperti Turki, Uni Emirat Arab, China, dan Jepang sebelum kembali ke Brasil. Perjalanan tersebut menggambarkan perubahan besar dari talenta muda Corinthians menjadi pemain yang terus berpindah klub.
Kini, kisah Jo lebih sering melekat pada persoalan pribadinya daripada prestasi di lapangan. Penangkapan terbaru ini memperpanjang catatan masalah hukum yang membayangi akhir kariernya.
Kasus ini juga semakin membuka sisi gelap kehidupan selebritas olahraga setelah masa kejayaan meredup. Bagi Jo, utang nafkah dan hubungan yang retak tampaknya menjadi beban terbesar dalam sisa perjalanannya.
